Archive for Juli 2016

"Kesuksesan dalam Persahabatan dan Tujuhbelas yang Manis (?)"
...adalah arti dari judul berbahasa Inggris yang bertengger di atas tulisan ini. Entah benar atau tidak bahasa inggrisnya, gue *ceilah pake gue, postingan sebelumnya pakai "aku"* lagi malas nanya mbah gugel. Kenapa? Karena belajar buat UAS aja gue males. *iya, UASnya habis lebaran, nggak kayak kamu :(* Padahal nggak ada hubungannya.
*krik* *krik*
Oke, garing.

Jadi... mengapa Aau-chan kembali lagi ke dunia bloggernya ini setelah sekian lama menghilang dan tak kunjung datang? Well, sebenernya aku udah berapa kali mampir dan mencoba menulis entri baru. Tapi selalu STUCK di tengah jalan. Selalu merasa ada yang kurang. Selalu berakhir pada kata draft. Itu karena aku main ke blog dengan setengah hati tanpa ide pos yang bener-bener matang. Kali ini, Insya Allah aku bener-bener datang ke sini dengan sefenyuh hati. Bukan sepenuh, tapi sefenyuh. Itu satu tingkat lebih tinggi daripada "sepenuh". (Sumber: Aau-chan)

Jadi jadi jadi ... latar belakang yang membelakangi (?) tulisanku kali ini adalah instagram. Oke itu terlalu luas, mari kurinci lagi.
Jadi, sudah beberapa bulan ini aku nggak make instagram (kalau mau follow --> @aau_nursna ; oke maapkeun ._.v) karena beberapa alasan tertentu. Oke biar posnya lebih panjang kujelasin aja alasannya:
Memori internal hp-ku secara misterius penuh. Otomatis aku harus mengorbankan beberapa apk tertentu dan IG salah satunya. Baru beberapa hari yang lalu aku tau biang keroknya. Ternyata ada cache dari apk baca manga yang mencapai 3 Gb. Iya, 3Gb. Hanya untuk cache. *tepuk anak soleh*
Dan baru hari ini, 2 Juli 2016, aku download IG plus log in. Scroll, scroll, scroll, 'kan, tiba-tiba timeline penuh dengan foto bersama dari user-user yang bukber. Banyaaaaaaak banget. Tiba-tiba, ada perasaan miris merasuki tulang rusukku lalu menggetarkan perasaanku *halah*.

"Ah, lihat mereka, betapa bahagianya."

Eits, bukan berarti aku nggak ada bukber sama temen-temenku, ya!
Tanggal 29 Juni 2016 lalu, aku baru saja bukber dengan teman-teman angkatan SMP. Tanggal 30 Juni 2016, dilanjutkan dengan bukber bersama teman-teman SMA. Li, lihat! Aku bukannya tidak punya teman, ya! *salah tingkah*

---tidak. Bukan itu yang ingin kukatakan.

Bukber itu biasanya adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu "komunitas". Misalkan, komunitas teman SD, komunitas teman SMP, komunitas teman SMA, komunitas anggota OSIS, komunitas teman kuliah, komunitas anggota BEM, komunitas teman kerja, dan komunitas-komunitas lainnya.
Dari semua komunitas yang ada, aku hanya bisa bukber dengan komunitas teman SMP dan SMA. Ya, aku bukan makhluk yang mengabdi pada organisasi manapun. SD? Ah, kemarin sempat diajak dan aku cuma bilang "Nanti kalau jadi kasih tau aja tempat dan tanggalnya, aku ngikut aja." Tapi entah jadi apa nggak, sampai detik ini aku nggak dikasih kabar. Tapi, aku juga tidak mencari kepastiannya. Aku juga nggak masuk ke grup line SD karena .... um, apa ya? Aku hanya merasa tidak bisa mengikuti pembicaraan mereka. Maklum, ketika SMP, hanya aku satu-satunya yang masuk kelas akselerasi. Sehingga pertemananku terbatas. Komunikasi dengan yang lain pun jadi terputus. Aku tidak tahu nama-nama yang mereka sebutkan yang tidak tercantum di absen SD dulu. Kira-kira seperti itu.

Melihat foto-foto dari user-user IG lain ketika bukber yang seabrek manusia-nya, membuatku sedikit...iri.
Ah, pasti menyenangkan, sebanyak itu. Wah, ini orang udah berapa kali bukber, sih? Banyak bener.
Semua hal itu membuatku mengaca pada diriku sendiri,
"Aaah, apa aku ini udah gagal ya membina persahabatanku?"
"Apa seharusnya aku membuka diri dan lebih bersosialisasi?"
"Apa sebaiknya aku ikut suatu organisasi?"
"Apa ada, ya, masih, spesies kayak aku?"
Namun diriku yang di kaca, tidak menjawab apapun.

Sebenarnya, besok... aku berumur 18 tahun, loh.
Sudah bukan anak sweet-seventeen lagi. Tapi, apa selama ini aku benar-benar becus dalam mengurus segala aspek dalam hidupku terutama persahabatan? Aku tidak mempunyai seabrek teman hanya seabrek kenalan. Yang memanggilku "Aulia, Au, Aau, Aul, Lia, Aya", tapi bukan orang yang dapat kusandarkan bahuku padanya. Kau bisa menganggap semua yang mengenalmu sebagai teman, tapi kau tidak bisa memperlakukan semua yang mengenalmu sama seperti kau memperlakukan sahabat-sahabatmu.

Mungkin pengecualian jika kau orang yang terlampau polos atau terlampau baik.
Sayangnya, aku tidak sesempurna itu.
Masih ada rasa kasta dalam diriku ketika memperlakukan orang yang kuanggap sebagai sahabat, dengan orang yang hanya mengenal namaku.

Hei, apa aku telah menyianyiakan kehidupanku selama ini?
Tidak dapatkah waktu terulang kembali atau ... ada semacam dunia paralel? Aku ingin memberitahu diriku di dunia paralel lain agar dia tidak menyesal di kemudian hari. Diriku yang sedang mengetik ini biarkan saja seperti ini, tapi setidaknya diriku yang di dunia lain, dia harus sukses.
Haha. As if.

Selama sweet-seventeenku ini, banyak hal terjadi. Banyak hal yang kusesali.
Sweet, katamu.
Di umurku yang dibilang sweet ini, Abah meninggalkan dunia ini. Di umurku yang dibilang sweet ini, orang yang kuanggap "sahabat" jumlahnya tidak terlalu bertambah banyak dari ketika aku berumur 16 tahun. Di umurku yang dibilang sweet ini, ada banyak penyesalan yang terpendam di hatiku. Di umurku yang dibilang sweet ini, sebenarnya, apa saja yang telah kulakukan?
Rasanya, semua teman-teman SMPku sudah maju dengan persahabatan-persahabatan baru mereka yang lebih luas dan banyak,
sementara aku rasanya stak di titik yang tidak jauh dari titik aman sebelumnya dan berdiam di sana dalam kurun waktu yang lama.
Apa hanya aku di sini yang tidak bisa move on?

Kemudian, aku melihat kembali foto bukber SMP-ku kemarin.
Aku tersenyum melihat diriku yang tersenyum.
Aku mencoba merasakan momen itu sekali lagi hingga pada titik aku benar-benar menginginkan kami berkumpul lagi dalam waktu dekat. Tidak hanya yang ada di foto, tapi semuanya.
Lalu aku berpikir,
"Ah. Ini saja sudah lebih dari cukup."
Mereka saja sudah lebih dari cukup untukku.
Belum lagi teman-teman yang lain.

Adalah salah, jika kamu menyamakan tingkat kesuksesan persahabatan seseorang yang satu dengan seseorang yang lain. Karena, tidak semua orang sama sepertimu. Kecuali jika kamu dan dia dianugerahi 100% gen yang serupa. Barulah bisa kau melakukannya.

Kadang, bukan kamunya yang nggak sukses dalam bersahabat.
Hanya kamunya yang tidak menyadarinya, tidak mensyukurinya, lalu terlalu sibuk dengan kemilau yang dipancarkan oleh persahabatan-persahabatan dari sederet komunitas hidup orang lain.
Aku ambil contoh, liat aja persahabatan para Youtuber kayak Chandra Liow, Tommy Limmm m-nya tiga, Aulion, Benakribo, Devina Aurel, dan masih banyak lagi. Ketika kita melihat persahabatan mereka, pasti ada rasa iri kayak "Wah, seru banget mereka. Kompak banget mereka. Coba aku bisa masuk ke lingkaran mereka atau, aku punya cirle friends kayak mereka. Pasti seru :')"

Well, iri itu adalah salah satu emosi yang diciptakan Tuhan kepada kita. Menjadi makhluk tanpa emosi, rasanya tentu sangat sulit kecuali kamu memiliki suatu abnormalitas di suatu bagian di otakmu. Kau tidak bisa menjadi orang yang sempurna yang tidak pernah iri kepada siapapun. Kabar baiknya, Tuhan menciptakan rasa iri bukan hanya dapat dipakai untuk konteks negatif. Tapi dengan rasa iri, manusia dapat termotivasi untuk lebih maju lagi. Seperti jika kau iri temanmu beli motor baru, kau bisa saja termotivasi dengan menjadi pribadi yang hemat lalu menabung untuk membeli motor baru sendiri *konteks positif*. Bukan justru menjadi begal yang nyuri tuh motor dari temen lu sendiri *konteks negatif*.

Jadi intinya, kembali ke rasa syukur. Seberapa bersyukurnya kamu telah bertemu mereka, melewati banyak hari dengan mereka, dan hingga saat ini masih bisa tertawa dengan mereka walau hanya sebatas "hahaha" yang terlampir oleh ketikan ibu jari.
Dengan bersyukur, kamu akan paham seberapa suksesnya kamu dalam bersahabat, atau dalam hal lainnya.

Quote kali ini:
"Kau bisa menganggap semua yang mengenalmu sebagai teman, tapi kau tidak bisa memperlakukan semua yang mengenalmu sama seperti kau memperlakukan sahabat-sahabatmu."
                                                                                                                               (Aulia, 2016)

Yah, sebelum ehm "sweet-seventeen"ku bener-bener habis *masih ada beberapa jam lagi padahal*
Aku ingin mengucapkan rasa syukurku kepada kalian yang menjadi sahabat-sahabatku *terutama untuk teman-teman SMP*
Terima kasih karena telah menjadi bagian dalam perjalanan hidupku.
Terima kasih karena telah menemani hari-hariku di masa lampau dan (semoga) untuk yang akan datang.
Terima kasih atas segala bantuan, segala pertikaian, dan segala kebersamaan yang kini menjadi histori.
Terima kasih untuk telah menjadi sahabatku.
Terima kasih untuk telah hidup.

Dan terima kasih Allah, telah mempertemukanku dengan mereka :')

Terima kasih Mutia!! Vena!! Dian, Ulin, Wilda, Eka, Icha, Sanah, Misna, Sita, Dilla, Almay, Bari, Wahyu, Dani, Adit, Revand, Ardi, Pupung a.k.a Marzuki, Bagas, dan masih banyak lagiii.

Semuanya!!! Terima kasih!!!

Success in Friendship and Sweet Seventeen

Posted by ayachin
Sabtu, 02 Juli 2016

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.
K-On Mio Akiyama

Follow me

Nama Jepangku ~

- Copyright © 2013 Aau-chan's World -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -