Archive for 2014

Ceilah ... judulnya tumben banget suasananya mellow mellow gimanaa gitchu. Oke, langsung aja welcome back pembaca nyasar blog Aau-chan's World, pada post kali ini mungkin akan lebih sedikit ke ... curhat. Gak apa-apa kan yah? Gak apa-apa dong, suka-suka yang punya blog lah. Iyakan? Iyadong. Oke. Stop. -_-"

Hari ini ... adalah hari selasa. Di sekolah, aku melewatinya dengan cukup senang dan seperti biasa ada beberapa moment yang bikin aku feel lonely. Yah, namanya juga nggak punya temen yang heart-to-heart banget alias gak punya temen berduaan. Adanya berlimaan. Nah, dari yang berlimaan itu, aku dapet bagian moment yang, kadang mereka asyik berempat dan aku ketinggalan sendiri. Kadang, oke, kadang. Dan di moment-moment itulah, I feel lonely inside.

Ehe, ehm.
Hari ini aku punya planning pergi ke Pameran Buku Hemat M*zan sepulang sekolah. Pameran ini digelar di salah satu ruko yang berada tidak jauh dari rumahku. Pamerannya tidak begitu besar seperti namanya, tetapi koleksi bukunya bisa dibilang lumayan, lah. Beberapa buku yang kupikir tidak akan kutemukan di sana, ternyata ada. Seperti #Allegiant atau #UnravelMe yang termasuk buku baru dari M*zan.

Malam sebelumnya aku telah searching buku-buku terbitan m*zan yang pingin kucari. Dan berikut datanya :
1. Shatter Me Trilogy by Tahereh Mafi
#1 : Shatter Me
#2 : Unravel Me
#3 : Ignite Me

2. The Maze Runner Trilogy by James Dashner
#1 : The Maze Runner
#2 : The Scorch Trials
#3 : The Death Cure

3. Maximum Ride Series by James Patterson
#1 : The Angel Experiment
#2 : School's Out - Forever
#3 : Saving The World and Other Extreme Sports

Aku membuat list sebanyak itu sebagai antisipasi kalau-kalau ada buku yang tidak kutemukan di sana. Pada akhirnya, aku hanya menemukan dua buku dari list di atas. Sekitar pukul lima sore tadi, aku dan Beat tersayangku melancong ke pameran tersebut. Cuaca cukup cerah, alhamdulillah. Setibanya aku di sana, aku langsung menyerbu buku-buku yang disinyalir memiliki kategori m*zan fantasy karena yep! Semua buku-buku dari list di atas genrenya adalah fantasy.

Aku menemukan beberapa judul dari m*zan fantasy yang hampir menggoda imanku. Karena tidak melihat sedikitpun dari judul-judul list di atas, aku hampir membeli buku lain. Untunglah, karena kegigihanku -ceilah- aku mampu menemukan The Scorch Trials dan The Death Cure. Sedikit mengecewakan, sebenarnya, karena aku tidak mendeteksi adanya buku #1 yaitu The Maze Runner. Tapi pada akhirnya kuboyong juga dua buku ini mengingat harganya yang terlampau murah yaitu seharga 25 rebhau per-buku dan keyakinanku bahwa suatu hari nanti, aku akan menemukan buku pertamanya. Aku yakin. Pasti.

Aku juga menemukan judul Pandemonium pada rak yang sama yang ternyata adalah buku #2 dari Trilogy Delirium. Jauh hari sebelumnya, eh, jauh bulan deng, ada bazaar buku yang diselenggarakan oleh Gramed*a. Pada bazaar itu, aku membeli novel Delirium karena harganya yang murah yaitu 20 rebhau. Kapan lagi coba nemuin novel tebel, New York Times Bestseller, punya penghargaan, dan yang terpenting, murah meriah! Karena tidak disebutkan di covernya bahwa ini trilogy, jadilah aku membelinya. Itung-itung nambah koleksi novel fantasy. Setelah melihat Pandemonium dan covernya yang mengatakan bahwa Pandemonium adalah buku #2 dari Delirium, mau-tidak-mau aku membelinya. Daripada membeli lain hari, terus harganya naik? Jadilah aku membeli tiga novel; Pandemonium, The Scorch Trials, dan The Death Cure.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa sih serunya novel fantasy? Fantasy? Ah, bacaannya berat. Bikin banyak mikir. Capek hati baca, kudu perlahan-lahan bacanya supaya ngerti. Ah, tebel, bikin males baca. Fantasy? Kayak Harry Potter gitu? Ahaha, mending nonton film-nya, mah! Dan lain-lain ... dan lain-lain.

Contohnya aku. Ya, dulu aku berpikiran seperti itu. Dulu, tak sedikitpun aku tertarik sama yang namanya novel fantasy karena, yep, firstly, bacaannya tergolong berat untuk manusia sepertiku. Jika konsentrasiku lepas, maka aku harus membaca paragraf itu dua kali atau lebih. Dengan kata lain, perlu konsentrasi yang kuat untuk membaca novel fantasy. Kedua, imajinasi rendah. Novel fantasy akan menyuguhkan latar yang terkadang, sangat suswah -dengan w, satu tingkat lebih tinggi daripada susah- sekali dibayangkan. Seperti latar di novel Divergent contohnya, ketika aku telah menonton filmnya, latar yang kubayangkan dengan latar di film itu sangat berbeda jauh. Ketiga, covernya yang kadang kurang menarik. I know, I know, Don't judge a book by its cover. But, I dont know why, dulutuh aku suka ngeliat buku dari sampulnya. Apalagi kalau sampulnya mengandung kata-kata manis bin so sweet, beugh~ -yang tidak lain dan tidak bukan ditemukan pada novel romance.

Tapi sebenernya, novel fantasy itu justru hebat lho! Aku menyadari kehebatannya setelah suatu hari ketika aku sedang berselancar di dunia maya dan menemukan gambar ini :
mind's blowing
Hatiku bener-bener tersentuh ketika melihat gambar ini yang 100% ugly truth banget buat aku, dan mungkin kamu juga. Iya, kamu~

Aku sadar bahwa, dengan membaca, apalagi novel bergenre fantasy, itu sebenernya melatih otak buat berimajinasi. Ber-fantasy. Tapi kalau modal nonton, kita nggak membayangkan apa-apa meski yah harus diakui bahwa sensasi nonton dan baca itu sangat berbeda. Tapi, think of all, membaca lebih memberi dampak positif bagi kemajuan otak.

Kemudian, membaca novel dapat melatih konsentrasi kita. Semakin sulit bacaanmu, semakin tinggi juga konsentrasimu. Sisanya tinggal membiasakan. Membiasakan diri membaca bacaan berat. Sesudahnya, Insya Allah urusan konsentrasi kita mah jagonya -dalam beberapa hal lho yah.

And then, masalah cover. Ini nih penyakit yang sampe sekarang belum sembuh-sembuh juga dariku. Cover Divergent aja deh, contohnya. Berlatar biru tua kehitaman kemudian ada semacam bola api menyarak di atasnya dan tulisan Divergent tentunya. Sekilas, aku tak akan tertarik untuk membacanya. Tapi, kalau bukan seseorang yang berjasa itu, aku tak akan pernah tahu betapa menariknya novel ini. Untuk mengatasi masalah cover, ada baiknya sebelum beli novel, eh, ke toko buku deh, kalian searching aja dulu novel-novel yang bagus. Entah dari rate-nya, atau mungkin penghargaan dari novel itu, atau sinopsinya, se-te-rah! Awalnya aku kaget ketika melihat cover The Death Cure yang warna latarnya mirip merah bata kecoklatan, sampai berfikir "Gak mungkin ini, kan, novelnya? Yang Trilogy The Maze Runner itu?" tapi karena yakin isinya bagus, aku pun sedia membelinya.

Kesukaanku pada novel fantasy seperti yang kubilang merupakan hasil dari jasa orang itu. Orang yang pernah menjadi seseorang yang paling berharga di hidupku. Ia mengenalkanku pada novel Divergent, lalu, Insurgent -buku kedua trilogy Divergent. Dia yang membuatku tertarik pada serunya berimajinasi di dunia fantasy. Akupun masuk dalam dunia yang sama dengannya. Aku menikmati waktu-waktu dimana kami berbincang tentang dunia itu -dunia fantasy. Membicarakan tokoh, alur, latar, kelanjutan novel, novel fantasy yang ingin dibeli, dll. Aku menikmati semuanya. Namun sekarang, tiada lagi orang yang akan membicarakan semua hal itu padaku. Tidak ada lagi.

Kadang aku kesepian, karena tidak ada orang lain yang bisa kuajak berbicara tentang novel fantasy. Rasanya sepi, menikmati kesenangan sendiri. Apalah artinya mendapati moment lucu jika hanya kau yang tertawa? Sepi bukan? Nah, begitulah kira-kira aku.

Usai transaksi jual-beli berakhir, aku langsung pulang. Kulirik kembali novel Allegiant -yang merupakan novel ketiga dari trilogy Divergent- yang berada di bagian bawah rak. Aku pun bertanya-tanya, apakah dia telah membacanya? Bagaimana ceritanya? Haruskah aku belikan untuknya? Tidak. Tidak. Tidak. Dompetku bisa kempis seketika. Sampai sekarang, aku masih belum tahu kelanjutan cerita Tris dan Tobias pada trilogy Divergent. Aku membaca Divergent dan Insurgent dengan modal pinjam dari orang itu. Komunikasi kami bisa dibilang lost, yang sangat kusayangkan sebelum ia memiliki Allegiant dan sebelum aku meminjamnya lagi. --> gak modal.

Entahlah sekarang. Aku tidak tahu apakah ia sudah memiliki Allegiant atau belum. Terakhir yang kutahu, dia membeli Trilogy The Hunger Games dan novel romance The Fault in Our Stars. Hanya itu. Dan itu sudah ... beberapa bulan yang lampau.

Inilah aku, dan ceritaku berhubungan dengan novel fantasy. Setiap aku membeli novel fantasy, yang kupikirkan hanyalah dirinya. Maksudku, tentang semua pertanyaan-pertanyaan ini; apakah dia telah memiliki novel ini? Tahukah dia bahwa novel ini adalah novel yang ratingnya bagus? Novel fantasy apa yang sekarang ia baca, kira-kira? Masihkah dia berburu novel fantasy? Bolehkah aku meminjamnya nanti? Dan lain-lain ... dan lain-lain ...

Aku merindukanmu, sungguh. About all the talk. About what we've shared.
Karena kesenangan ketika membaca novel fantasy, rasanya belum afdhal jika tidak dibagi dan dibicarakan kepada orang yang sama-sama menyukai novel fantasy.


Unfinished Story -cerita yang belum terselesaikan.
Itulah yang menggambarkan perjalananku dalam membaca trilogy Divergent. Masih ada satu buku lagi dan I wonder where would I find orang yang akan meminjamkan aku novel itu. Bukannya aku nggak modal banget untuk membeli Allegiant, hanya saja aku tidak suka hal-hal yang setengah-setengah. Kalau mau beli Trilogy, ya beli semuanya. Dan nggak mungkin aku beli Divergent dan Insurgent, aku sudah membacanya. Kalaupun mungkin, itu adalah ketika harga dua novel itu sudah rendah. HUAHAHAHAHA. --> sumpah ini perkataan orang yang nggak modal banget.

Aa .. quotes, ya. Quotes untuk hari ini apa ya?

Kebahagiaan barulah terasa lengkap jika kamu memiliki seseorang untuk saling berbagi.

Saya Aau-chan ...
sekian.

Merindumu - Unfinished Story

Posted by ayachin
Selasa, 11 November 2014
Hai-ho!
How's life there?
Baik? Buruk? Menyenangkan? Mengecewakan? Menyedihkan? Mengagumkan? Biasa-biasa saja?
Well, jawaban kalian pasti beragam tapi aku harap kebahagiaan selalu menyertai kita semua. Amiiin
Ngomong-ngomong soal kebahagiaan, coba deh kalian pikirkan sesuatu yang dapat membuat kalian bahagia. Et-et-et, tunggu dulu, jangan langsung lamunin muka pacar ato gebetan, entar kalian malah asyik melamun terus nggak lanjutin baca nih post -_-" Sesuatu yang aku maksud itu lebih seperti ... hal-hal kecil yang, entah mengapa dapat membuat kalian bahagia walau secara tampak luar, sesuatu itu hanyalah hal biasa. For example nih, misalkan kalian melihat bunga mawar, entah kenapa hati kalian adem-adem gimanaaaa gitu. Nah intinya hal-hal kecil, lah.

Dan sekarang, coba pikirkan semua hal-hal kecil yang dapat membuat kalian bahagia itu.

Sebagian dari kalian, mungkin sekarang sedang tenggelam dalam fantasi hal-hal kecil itu. Dan sebagian dari lagi mungkin sedang kebingungan memikirkan; "Apa, ya?"

Oke, cukup ngebayanginnya, sekarang dari hasil ngebayangin itu, kalian setuju dong kalau aku menyatakan : kebahagiaan terdapat di mana-mana, bahkan pada hal-hal kecil sekalipun. Dan buat yang tadinya bertanya-tanya "Apa, ya?", aku rasa kalian masih belum peka terhadap kebahagiaan-kebahagiaan itu. Lantas, bagaimana caranya biar peka?

Oke sebelum menjawabnya, pernah gak sih kalian mempertanyakan Kenapa sih aku harus lahir di kota ini? Kenapa sih aku harus lahir di keluarga ini? Kenapa sih aku harus sekelas sama dia? Kenapa sih dunia selalu bertolak belakang dengan apa yang kuharapkan? Mengapa dunia tak seindah yang terlihat? Kenapa sih nasibku tidak sebaik dia? Kenapa? Kenapa? KENAPA???

Aku? Pernah.
Aku pernah bertanya-tanya mengapa aku dilahirkan di kota kecil ini. Aku pernah bertanya-tanya mengapa aku tidak seberuntung orang lain yang memiliki suara bagus, gadget keren, pacar cakep, dan lain sebagainya. Aku pernah bertanya-tanya ... namun aku tak sadar telah diberikan jawabannya.

Bicara tentang kebahagiaan-dari-sesuatu yang dalam tanda kutip adalah benda, memang faktor ekonomi memang sering mendominasi. Keluarga yang ekonominya tinggi mah enak, bisa beli ini beli itu, makan makanan yang asupan 4 sehat 5 sempurna tercapai, lah bagi yang ekonominya menengah kebawah? This is our time to activate peka-sense kita guys!

Dan cara untuk mengaktifkannya adalah ...
E
N
G
.
.
I
N
G
.
.
E
N
G
.
.
sadar.
iya, sadar. Kamu nggak salah baca kok.

Latar belakang aku menulis post ini adalah dari kebiasaanku yang suka minum teh dengan gula yang sedikit. Sangat sedikit, malahan. Sangat sedikit sampai-sampai temenku bilang "Kalo gulanya cuma segitu, mending nggak usah pake gula sekalian, Au. Nggak ada bedanya."
Nah, silakan dikira-kira se-sedikit apa.

Tapi menurutku, dan menurut lidahku, ada perbedaan jika aku tidak menambahkan gula ke dalam teh, sedikit apa pun itu. Rasanya, pahitnya teh terasa pekat di lidah. Tetapi jika aku menambahkan gula-yang-super-sedikit-itu, maka pekatnya akan terasa berkurang. Secara teori, betul kata temenku, mungkin emang nggak bakal ada bedanya. Tapi, inilah yang mungkin disebut sebagai the power of sugesti. Rasanya ... beda aja, gitu. Kalau kuberi gula, rasanya ada rasa manis tersendiri yang bisa kurasakan.

Nggak cuma teh, tapi sirup juga. Aku tidak suka sirup yang terlalu manis. Perbandingan takarannya mungkin 1% sirup : 99% air putih. Jadi jangan heran kalo sirup di rumah awet lama. Menurutku, sirup dengan takaran segitu sudah manis, dan prinsipku ya yang penting ada rasanya, ada manisnya, walau cuma sedikit. Dan dari kebiasaanku ini, suatu hari aku tersadar. Mungkin manusia harusnya juga seperti ini. Bisa merasakan manis, di dalam sirup yang hambar.

Seperti yang kita ketahui, kehidupan tidaklah selalu berjalan mulus. Selalu ada kerikil-kerikil masalah yang mencoba membuatmu tersandung ketika kau berjalan menjalani hidupmu. Tetapi ketahuilah, ketika kamu tersandung dan terjatuh, kamu tidak hanya mendapat luka. Jika saja kamu bisa lebih peka, maka adegan kamu jatuh dan terluka justru bisa saja membuatmu tertawa.

Misal, ketika kamu mendapat nilai jelek dan rasanya kayak ... mati-aja-gue, maka cobalah peka sedikit. Tersenyumlah dan katakan "Well, school life emang harusnya begini kan? Ada waktunya nilai kita tinggi dan ada saatnya nilai kita rendah. Masa nilai tinggi melulu? Nggak ada variasinya." Kemudian, berilah emot smile di kertas itu. Simpan. Beberapa tahun kemudian ketika kamu dewasa, lihatlah kertas itu lagi. Dan kamu akan tersenyum kembali.

Atau ketika kamu diputusin pacar dan gak bisa-bisa move on. Tersenyumlah. Sadari apa saja positive things yang kamu dapat sehabis putus dari pacar. Pulsa jadi hemat, atau ... paket internet bener-bener buat hal yang berguna, bisa pergi ke mana aja tanpa lapor, dll. dll.

Jadi, ilustrasinya gini.

Dapat masalah --> menyadari positif dan negatif dari masalah yang dihadapi --> merasakan sakit, tetapi masih bisa bahagia karenanya --> do it all over again when facing problems --> menjadi manusia yang peka --> lebih banyak tersenyum bahagia dalam hidup ^^


So, be peka-enough to find happiness around you!
Karena kebahagiaan itu tersebar di mana-mana, dari hal besar sampai hal kecil sekalipun!

Finding Happiness

Posted by ayachin
Minggu, 19 Oktober 2014
Pacaran adalah jenis hubungan antar manusia yang paling marak di pasaran kalangan ABG baik tua mau pun muda dibanding hubungan yang lainnya. Hampir semua orang pernah merasakan pacaran baik yang jenisnya short distance -yang sampai cuma 5 langkah dari rumah-, sampai long distance atau yang lebih akrab dikenal sebagai LDR. Pacaran adalah bentuk konkret dari hubungan yang melibatkan perasaan terutama cinta yang kemudian bisa merambah lebih jauh menjadi hubungan yang diakui negara dan bangsa yaitu nikah.

Banyak orang yang pacaran dengan berbagai alasan. Mulai dari karena emang sama-sama suka, sampai pacaran yang cuma buat status doang. Pacaran pun mulai dilirik sebagai hitam putih tergantung persepsi seseorang terhadap cinta. Kemudian, status JOMBLO pun terlihat naas jika disandingkan dengan status pacaran. Emangnya, segitu pentingnya ya punya pacar?

Pemikiran ini comes to my mind tidak lain dan tidak bukan karena temenku -yang lebih mirip kakek-kakek ketimbang temen, sebut saja Kek Bizar- yang sangat ... apa, ya? "anti", mungkin? sama yang namanya Jomblo. Mungkin di matanya, mempunyai status jomblo itu sama aja kayak punya aib. Aku yang berstatus jomblo sekian lamanya biasa-biasa aja, tuh. Tapi orang itu ...

Waktu itu Kek Bizar sedang dalam masa-masa jomblo. Ah, jones deh alias jomblo ngenes. Dan karena dia lagi dalam masa-masa un-move-on-able, aku ngejek dia dengan manggil Kek Bizar "Jons!"
Langsung deh, tuh orang merapalkan 1000 sumfah serafah yang kedengerannya kayak monyet belum makan tujuh hari tujuh malam terus dikasih pisang. Auk. Ribut.

"Gue peringatin ya, jangan pernah sekali-sekali panggil gue jones lagi. Atau lo bakal ngerasain akibatnya."
Aku cuma mangut-mangut pura-pura nurut. Padahal dalam hati aku balik nyumpahin tuh kakek-kakek -_- Untungnya, aku masih sayang sama nih telinga. Jadi untung sementara, kata "Jons" itu aku simpen dulu.

Ternyata Kek Bizar itu bener-bener marah gegara aku panggil Jons. Aku sempet heran karena, hello? Is having a relationship with another gender very important to you? Jomblo? Santai aja, kali! Dunia gak akan kiamat hanya gara-gara status elu di mata dunia berubah menjadi jomblo dan di mata pacar  berubah menjadi mantan.

Kukatakan, ya,

Kalo elu frustasi sama status jomblo yang elu sandang, mungkin aja elu selama ini mencintai doi itu bukan karena hati, tapi karena status. Dan lagi, siapa sih yang nemuin istilah jomblo ngenes pertama kali? Itu orang bener-bener, ya. Yang gak kuat iman jadi berabe kayak gini nih jadinya. Jadi super sensitif ngalahin cewek yang lagi PMS. Idiiiih

Status hanyalah status.

Less-and-more-nya itu depends masing-masing orang yang jelas apa yang harus disadari semua orang itu ya itu.

Status hanyalah status.

Status hanyalah sebuah bentuk konkret dari sebuah informasi. Orang yang di KTP-nya berjenis kelamin laki-laki bisa aja kan pribadi yang sesungguhnya malah cabe-cabean. Itulah mengapa status itu hanyalah status. Kalian gak usah pusing-pusing dengan mempertanyakan status seperti :
"Kita kan udah pacaran, loh kok kamu nggak memperlakukan aku kayak orang pacaran?"

Kukatakan, ya, pacaran itu bukan tentang bersikap so sweet kepada pasangan, tetapi hanyalah bentuk konkret dari informasi bahwa dua sejoli itu sedang memiliki perasaan yang sama.

"Sebentar mendekat. Sebentar menjauh. Gantung banget sih hubungan kita. Aku butuh kepastian!"

Sebenarnya bukan kepastian "hubungan" / "status" yang dicari. Kepastian tentang apakah-dia-menyukaiku-ya? 'kan, yang kalian cari? Hubungan atau status mah cuma perumpamaan aja.

dan lain-lain. dan lain-lain.

So jangan terlalu serius, deh, sama yang namanya status. Apalah arti sebuah status kalau pada kenyataannya tidak sesuai dengan status? Bukan kita yang harus menyesuaikan dengan status, tapi status akan datang sesuai dengan seperti apa diri kita. Kalian boleh ngaku punya pacar, tapi kalau pada kenyataannya berantem mulu dan nggak sejalan? Apa masih bisa dibilang pacaran?

Aku sih orangnya bomat alias bodo amat sama yang namanya status.
Bagiku, yang terpenting adalah kenyataan. Fakta.
Ini seperti ... Buat apa punya status orang kaya tapi hati melanglang derita #tsahhh Jadi kaya harta miskin hati dong yah?

Jadi? Seberapa penting hubungan itu sebenarnya?

Pentingnya sebuah hubungan itu relatif. Saat ada cewek ganjen goda-godain Bokap elu itu penting dipertanyakan hubungan mereka berdua (misal). Tapi buat pertanyaan-pertanyaan kayak di atas tadi, menurutku itu udah gak usah dipertanyakan lagi. Gak usah diributkan lagi. Kalau udah sama-sama suka, sama-sama nyaman, status itu udah nggak penting lagi. Yang penting, bagaimana kalian bisa bersama saling membahagiakan satu-sama-lain.

It's all not about status. It's all about truth.
-Aau-chan

Oke, cukup sekian postingan aku kali ini, semoga bermanfaat.
See you next post!


How Important Relationship Is

Posted by ayachin
Minggu, 31 Agustus 2014
Nggak, aku nggak bakalan ngegosipin cinta, kok. Sementang judulnya membicarakan tentang cinta, ya. Setelah menonton A Werewolf Boy -yang walau sering di skip- hatiku tergerak untuk membicarakan sesuatu tentang cinta, sesuatu tentang penantian.

Mengapa aku mau berbicara tentang cinta? Karena hari ini aku dipenuhi dengan romance tragis. Mengapa? (a) Aku membabat habis novel The Fault in Our Stars karya John Green yang kau tahu, kisah cinta tentang dua orang yang mengidap kanker, (b) Aku barusan menonton A Werewolf Boy, meski romancenya tidak terlalu menonjol, tetapi tetap saja, tragis. Song Joong Ki, pangeranku  -udeh, jangan muntah- yang memerankan Chul-soo di akhir kisah tetap menunggu Park Bo-Young yang memerankan Kim Su-Ni. Ceritanya yah Joong Ki itu semacam manusia serigala, skip skip skip, Bo-Young harus pindah dan berpisah dari Joong Ki. Suatu hari ketika Bo-Young udah jadi nenek-nenek, ia menengok rumahnya yang dulu ia tempati ketika remaja. Di gudang, tempat Joong Ki dulu ditemukan, ternyata Joong Ki masih ada di sana, menunggunya dengan bold, italic, dan underline. Ditambah, Joong Ki udah bisa ngomong, dan suaranya itu ... euh, seksoy abis lah didenger. Bikin mentega yang dipanaskan di atas frying pan menjadi meleleh #yaiyalah!

Loh. Kok aku malah bahas film, sih?
Sori. Khilaf.

Sesuatu tentang cinta. Sesuatu tentang penantian.
Kisah cinta di bumi, diawali oleh penantian. Jika ternyata pendapatku salah, kalian boleh memintaku menraktir kalian *itu juga kalau bertemu :p*, tapi, wets, jangan salah, aku yakin 99,9 % kalau pernyataanku itu benar. Sengaja tidak kugenapkan menjadi 100% karena aku kepingin melihat adakah diantara kalian yang mencari 0,1% setelah aku mengatakan alasan atas keyakinan 99.9% ku ini :
"Adam dan Hawa diturunkan -ini semacam bahasa halus- ke bumi, terpisah dengan jarak yang beribu-ribu mil jauhnya, dan masing-masing diantara mereka menanti waktu yang akan mempertemukan mereka kembali. Dengan cinta yang masih utuh."

Masih ingin mencari peluang 0,1% itu?

Apa yang ingin kukatakan dalam postingan ini adalah, cinta itu merupakan sesuatu tentang penantian, penantian, dan penantian. Cinta itu bukan mie instan yang tinggal direbus terus dibumbui. Cinta itu semacam menanam sebuah bibit ke dalam sebuah tanah yang bernama hati, menyiraminya dengan kasih sayang, menjaga agar suhunya tidak terlalu panas maupun dingin. Dan ketika bibit itu telah menyembulkan batang dan daun pertama, sebagai penanam bibit itu, kita akan mulai senyam-senyum melihat kerja keras kita yang mulai menampakkan awal-dari-hasil. Tentu saja, itu baru tumbuhan kecil, kau belum bisa memetik apa pun darinya. Kau pun akan menanti, hingga batang itu mulai meninggi berkat jaringa meristem yang selalu membelah, dedaunan pun akan semakin banyak dan rimbun, tapi perlu diingat, suatu waktu ulat atau hama lainnya dapat menganggu kalian; kau dan tumbuhan cintamu -mari kita sebut begitu. Dan kau harus menangani segala hama itu dengan benar, karena kalau tidak, hanya akan menghancurkan tumbuhan cintamu, dan kau, akan hancur juga, tepatnya di suatu tempat di hatimu.

Ketika tumbuhan cintamu mulai dewasa, kau juga masih dihadapkan dengan penantian. Walau tumbuhan cintamu telah jauh lebih tinggi daripada tinggi badanmu, bukan berarti dia sudah dapat berbuah. Tumbuhan cintamu perlu waktu. Kau harus memahaminya. Kau tidak boleh memaksanya agar segera menghasilkan buah-buah. Walau tumbuhan cintamu sudah besar, ia perlu waktu untuk mematangkan elemen-elemen pada dirinya yang kebanyakan tidak kita ketahui. Mungkin tumbuhan cintamu perlu menguatkan akarnya agar tidak roboh sekalipun Tsunami menerjang, mungkin ia ingin melebatkan daunnya agar kau dapat bernaung dengan nyaman ketika terik matahari tidak bersahabat, dan segala kemungkinan lainnya yang sering tak dapat kita, -kutujukan khususnya untuk para cowok- pahami.

Yang ingin kukatakan secara blakblakan adalah,
Wahai para muda dan mudi di dunia.
Cinta adalah perasaan terunik yang memiliki banyak efek samping. Cinta adalah obat, dan obat itu adalah racun. Cinta tak ayal adalah pisau bermata dua. Cinta adalah hitam, tetapi cinta jugalah putih. Cinta adalah dua sisi yang menyatu, dan dua sisi yang berpisah. Cinta adalah, kau tahu, jika seluruh dunia ikut mendefinisikan cinta, maka akan ada banyak definisi yang kau dapatkan jika beberapa definisi yang kuungkapkan belum cukup untukmu.

Cinta adalah sesuatu tentang penantian, karena cinta bukan barang instan.
Cinta timbul dari rasa suka, tapi bagiku cinta muncul dari rasa nyaman. Rasa nyaman ketika kau berada di sisi seseorang sehingga kau akan betah -bahkan hatimu akan merasa kehilangan jika dia pergi- lama-lama bersamanya. Tetapi rasa nyaman tidak selalu membuahkan cinta, begitu juga suka. Namun dengan siraman kasih sayang apalagi perhatian, kemungkinan terwujudnya akan sangat tinggi.

Sedikit OOT -Out of topic, aku akan melanjutkan.

Tidakkah kau bisa mengerti setelah membaca perjuangan mengenai menumbuhkan tumbuhan cinta barusan? Kupikir aku telah menganalogikannya dengan hampir sempurna. Segala sesuatu tentang penantian itu. Aku sedikit prihatin, tentu saja, dengan bangsaku, muda mudi seumuran atau bahkan yang lebih muda dariku, dan yang lebih tua di atasku, yang terjerat kasus gara-gara cinta yang diawali kata ber- sebelumnya. Kasus pribadi maupun yang menyangkut kepolisian, yang menjadikan cinta begitu hitam dan kelam untuk dirasakan. Siapa yang patut disalahkan? Timing. Waktu. Bukan, kalian bukannya harus menyalahkan waktu, tetapi kalian harus merasa bersalah kepada waktu. Menggunakannya untuk mempercepat tumbuhnya buah pada tumbuhan cinta kalian padahal kalian mengerti konsekuensinya apa. Karena kalian tidak akan begitu tolol untuk melakukannya sebelum kalian mengerti cara kerjanya. Oke. Ini sudah blak-blakan.

Tidakkah tumbuhan cinta yang telah berkembang menjadi pohon cinta akan membuahkan sesuatu yang manis ketika serbuk sari dari pohon cinta jatuh ke kepala putik dengan timing. waktu. yang. tepat?

Segala sesuatu memiliki waktunya tersendiri, bahkan ketika kau lahir ke dunia ini, semua itu telah dicanangkan Tuhan timing yang tepat. Ibumu, ayahmu, orangtuamu, menunggumu, menantimu, sepanjang perjalanan 9 bulan 10 hari itu. Mereka mencurahkan kasih sayang kepadamu, melakukan segala yang terbaik yang dapat mereka lakukan hanya agar kau terlahir dengan sehat, atau setidaknya, selamat. Tidakkah kau bisa berkata kepada mereka -yang mengasihimu semasa kau kecil sampai saat nanti- "Aku akan mengalahkan kalian! Aku akan menantikan seseorang yang kukasihi sampai waktunya tiba! Aku akan mengalahkan kalian! Aku juga bisa menanti seseorang yang kukasihi seperti kalian yang menantiku selama 9 bulan 10 hari, menantiku bisa merangkak, berjalan, berlari, mengeja, membaca, menulis, berteman, menantiku untuk menjadi orang yang berguna dan bukan orang yang bersifat kurang ajar kepada orang tua dan orang-orang disekitarku. Lihat saja, Bu, Yah! Akan kumenangkan hatinya dengan penantian ini, dan kami akan memperlihatkan kalian buah (hati) yang begitu manis, ketika waktu penantian akhirnya berakhir!"

Cinta bukan tentang ciuman, cinta tentang memupuk perasaan.
Kita sudah tahu tentang hal itu. Namun ancap kali, hawa nafsu menguasai kita.

Bayangkan. Bayangkan kamu sekarang berdiri di atas padang pasir yang begitu tandus dan menyengat. Lalu di seberang sana, kau melihat sebuah kota dengan segala hijau pepohonan yang rindang. Lalu, tiba-tiba saja, muncul sebuah lubang di dekatmu. Lubang yang cukup dalam, dengan keping benih cinta berada di dasarnya. Kau menjatuhkan sesuatu, dan ternyata lubang itu bukan lubang biasa, melainkan pasir hisap. Kau ingin menyelamatkan benih itu, lalu menanamnya di kota yang kau lihat barusan, namun kau tahu konsekuensi jika menyelamatkan benih itu. Kau juga bisa menjadi korbannya.

Cinta, adalah pilihan.

Sekarang, pilih keputusanmu.
Tidak, kau tidak bisa ke kota untuk meminta pertolongan, karena benih itu harus diselamatkan secepatnya.

Posisikan dirimu.

Kau ingin terjun? Boleh-boleh saja. Aku tidak mengatakan kau akan gugur atau apa.

Kau sudah terjun? Benih cinta itu sudah di tanganmu?

INILAH MEDAN TEMPURMU.

Pasir hisap itu adalah hawa nafsu.

Mereka akan menyedotmu, menarikmu, agar jatuh lebih dalam, dalam buaian cinta.

Tapi kau tahu? Pasir hisap itu memiliki kelemahan!

TENANG!
JANGAN MERONTA-RONTA SEPERTI ITU!

Bagus.

Tubuhmu yang meronta-ronta itu bagaikan hormon-hormon di dalam tubuhmu yang bergejolak. Kini kau sudah tenang. Kau berhenti tenggelam lebih jauh. Kau tahu, kelemahan dari pasir hisap adalah ketenangan.

Kini kau selamat. Dan benihmu pun selamat. Jangan tanya padaku bagaimana kalian bisa keluar dari lubang itu karena aku tidak bisa memikirkan analogi yang pas, terlebih, aku tidak pernah merasakan terjatuh dan selamat dari pasir hisap. Aku yang bercerita, ikuti sajalah alurku.

Begitulah kira-kira yang dapat kugambarkan kepada kalian, bagaimana sesunggunya cinta itu.

Sekarang, waktunya berbagi quotes ~

Quotes : Ketika kau memutuskan untuk jatuh cinta, kau sebenarnya memutuskan untuk memasuki sebuah medan perang dengan misi menyelamatkan cinta itu sendiri.

Quotes : Cinta itu tentang penantian, dan waktu yang tepat.

-ANH

Sekian ya semuanyaaa! Jujur kali ini topik mengalir diotakku dengan begitu lancarnya, bahkan sebelumnya, aku tidak berniat untuk menulis tentang penantian yang berkaitan dengan Adam dan Hawa, apalagi sesuatu tentang tumbuhan cinta itu! Astaga, aku merasa hebat dengan tulisanku, kurasa. Kupikir aku bisa menjadi seorang penulis, tetapi aku tidak tahu termasuk genre apa tulisanku ini. Haha! Terlalu dini memuji diri, aku masih harus banyak berlatih menulis, juga mengetik -aku masih megandalkan dua telunjuk kanan-kiri ku, kuharap setelah sekian lama memiliki netbook, aku seharusnya bisa mengetik dengan jari-jari lain juga! Jika kau menyukai tulisan ini, kau dapat membaginya di jejaring sosialmu! Atas segala perhatian dan waktu yang kalian curahkan semata untuk membaca postingan -yang terbilang panjang daripada biasanya- ini, aku ucapkan MILYARAN TERIMA KASIH!

Talk about Love

Posted by ayachin
Kamis, 26 Juni 2014
Fuaahh ... ternyata asyik juga keliling-keliling kota tanpa alasan jelas. Well, aku baru aja habis mengembalikan buku ke rumah seorang teman yang rumahnya lumayan jauh dari rumahku. Sore ini langit begitu cerah, yang entah mengapa membiusku untuk tidak ngebut di jalanan seperti yang biasa aku lakukan. Uhm, bukan, aku bukan pembalap, kok. Bukan, bukan anak geng motor juga yah *lirik Beat*. Pokoknya cuma suka ngebut. Ngebut yang ber-peri-ke-lalu-lintas-an tapinya :3 #pembelaan Tapi, aneh, loh, barusan gak ada mood sama sekali buat ngebut. Apa ini yang namanya pengaruh lingkungan?

Pelan-pelan di jalan ditambah mandi sinar matahari sore yang hangat membuat otakku encer memikirkan hal-hal dunia. Aku teringat temanku, Mutia, yang sedang berada di Tanjung saat ini. Aku ingin menemuinya setelah mengembalikan buku, namun aku mengurungkan niat karena waktunya terlalu sedikit. Aku yakin tidaklah cukup bersilaturahmi kalau cuma 1 jam-an. Paling nggak 2 zaman. Itung ndiri tuh seberapa lama.

Mutia adalah salah satu sahabat dekatku sewaktu SMP. Bertiga, aku, Mutia, dan Vena menjalani kisah kasih di sekolah persahabatan putih-biru-tua. Sekarang, semua pada mencar. Mutia ke Banjarmasin dan Vena ke Balikpapan Cuma aku yang tersisa di kota ini, di kota yang mempertemukan kami. Yang aku bisa lakukan hanyalah menunggu, menunggu moment ketika salah satu -namun kuharap keduanya- pulang dan berkumpul kembali. Tertawa kembali. Bercanda kembali. Mengolok kembali. Dan yang paling penting, bersama kembali.

Teringat Mutia, tiba-tiba aku teringat foto yang baru-baru ini ia unggah di facebook. Dia memperlihatkan senyumnya yang lebar bersama dengan temannya di sana. Mutia makin putih aja, dan mungkin makin narsis juga. Uh, curang tuh -_- Sewaktu SMP dia jarang mau difoto. Jadi gak banyak deh kenangan :'(

Aku dan Vena berhubungan via LINE. Dan Vena biasanya curhat tentang cowok kubik -pangkat tiga- alias cowok, cowok, dan cowok. Melihat Vena yang dilanda asmara seperti itu, membuatku senang. Berarti dia punya kisah tersendiri dalam percintaannya. Dia sedang membangun kisah-kisah itu, melalui pengalamannya. Berjuang terus, Vena ( ^o^)9

NAH AKU .______________.
Punya temen dekaaaaaaaaaaaaaaaat banget #nggak Punya pacar #nggak Punya keluarga harmonis nis nis #nggakterlalu
What.a.life.
Untuk masalah persahabatan tentulah aku memiliki teman, seperti OGAL. Hanya saja, kadang, aku masih saja merasa kesepian. Dibanding ganjil, aku lebih menyukai genap -dimana semua orang berpasangan. Ketika ganjil, harus ada satu orang yang sendirian. Dan orang itu, aku.

Untuk masalah percintaan, aku tegaskan kalau aku bukanlah jomblo ngenes alias jones, Nei, nei, nei. Aku pernah kok, pacaran. Pacaran itu tentang ... saling menyukai ... ingin memiliki ... ingin menjadi yang no #1 ... dan ingin memenuhi hasrat duniawi. Sebelum haluan menjadi negatif, kuputuskan untuk mengakhiri. Masa remaja bukanlah masa untuk memenuhi hidup dengan cinta dewasa. Masa remaja bagiku adalah masa untuk mencari jati diri, to find and know who you really are.

Masalah keluarga .... gak usah dibahas deeeh. Privasi :) Bukan berarti keluargaku senang berantem, yaaa (-.- ")

Loh, aku mau nulis apa, sih, sebenarnya?
Haha, kalau dilihat-lihat, diantara Vena dan Mutia, mungkin aku yang paling kasihan, ya. Sepertinya masa-masa SMA ku begitu kelam, begitu datar. Andai aku bisa memutar balik waktu, sungguh banyak hal yang ingin kuubah. Namun jika kuubah, dapatkah menjadi lebih baik dari ini?

Sampai sekarang, aku belum merasa benar-benar hidup. Tidak, kau tidak perlu repot-repot mendatangiku hanya untuk memegang jidatku kalau kau berfikir aku mungkin demam, Maksudku, seperti apakah itu hidup? Jika yang kau rasakan hanyalah perasaan datar sepanjang saat, kesepian, atau apa pun itu, dapatkah itu dikatakan kau telah hidup dalam dunia ini? Bukankah orang yang hidup di dunia ini berarti menikmati keberadaannya di dunia ini? Menikmati setiap oksigen yang mengalir ke paru-parunya, menikmati setiap momen di lingkungan sosialnya, menikmati jati diri apa yang ia miliki, dan menikmati itu ... berarti bahagia.

Ada banyak hal sebenarnya yang bisa kita lakukan untuk menikmati dunia ini, kita bisa:
1) Think Positively
Positive thinking! Ada hitam di dalam putih dan putih di dalam hitam. Ada duka di balik senyum dan haru di balik tangis. Tidak ada yang benar-benar sempurna. Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang hanya bisa di cari dari hal-hal indah, mewah, antik, unik, langka, atau apa pun itu. Kebahagiaan bahkan bisa dicari dalam kesepian, dalam kesendirian. Aku termasuk salah satunya. Menurutku kesepian itu tidaklah buruk, tetapi tidaklah bagus. Dengan kesepian, aku bisa memikirkan hal lain untuk mengalihkanku dari masalah hidupku. Dan memikirkan hal lain yang aku maksud, adalah memikirkan betapa uniknya dunia ini. Keunikan yang tidak terpikir olehku sebelumnya. Dan keunikan yang terpikir olehku, kutuangkan ke dalam blog ini :)

2) Bersyukur
Bersyukurlah atas apa yang kau miliki. Di suatu waktu kau akan merasa nasi putih telur mata sapi plus kecap  itu menu yang sangat biasa, sangat tidak berkelas. Di suatu waktu, kau akan merasa nasi putih telur mata sapi plus kecap adalah menu yang enak. Lebih enak daripada tidak makan sama sekali. Jangan mulai bersyukur ketika dunia telah menjatuhkanmu! Maksudku, syukuri segala sesuatu yang kau punya dari sekarang. Syukur kau memiliki sahabat karib, keluarga yang masih hidup, kekasih, hewan peliharaan, benda berharga ... seperti apa pun rupa mereka semua. Ketika kau terjatuh dalam dunia kepedihan, kau akan mengerti betapa berharganya mereka semua. Mereka, komponen hidupmu. Tokoh-tokoh dalam drama hidupmu di dunia.

3) Say Hello to The World
Jangan mengurung dirimu -seperti apa yang kulakukan. Jika kau ingin menikmati dunia, pergi, sana! Katakan HAI! HELLO! Kepada dunia. LET THEM KNOW YOU ARE PART OF THIS WORLD. Jangan menunggu mereka mencarimu, karena bisa saja mereka tidak mendapatkanmu atau bahkan tidak mencarimu sama sekali.

4) Live Your Way
Ini baru caraku.Jika kamu bukan orang yang suka keterbukaan terhadap dunia, hiduplah dengan caramu sendiri. To be who you are, not what they want. Kau bisa menikmati harimu membaca novel seharian, main games, soc-med-ers, atau apa pun yang tidak terlalu berkaitan dengan dunia nyata. Hidup dengan caramu, hidup dengan apa yang hati kecilmu inginkan. Hidup seperti mengenakan sepatu dengan ukuran yang pas; kau tidak akan merasa risih berjalan dengannya.

Penyesalan hidup. Siapa yang tidak pernah menyesal dalam hidup ini? Semua hampir memiliki penyesalan masing-masing entah tentang apa itu. Bolehkah kita menyesal? Ya, jika menyesal akan memotivasimu menjadi maju. Tidak, jika menyesal hanya akan memperapuh keadaanmu. Lantas bagaimana caranya agar kita tidak menyesal? Nikmati dunia ini. Jadikan penyesalan sebagai pohon pelajaran dimana kau dapat memetik buah-buah hikmah untukmu di masa depan.

Hmm... mungkin cuma itu yang bisa aku sampaikan. Materi kali ini mungkin agak kacau, ya, bahasanya. Ini lebih seperti .... terpikirkan iya, terkatakan tidak. Sesuatu yang begitu nyata di kepala mu, tapi begitu abstrak di pita suaramu.


Quotes kali ini? Duh, aku tidak yakin aku memilikinya. Tetapi, boleh kucoba?

Orang yang benar-benar hidup di dunia ini adalah orang yang dapat menikmati eksistensinya di dunia dengan jati dirinya.












----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PS: Menikmati dunia yang aku maksud bukan berarti mencintai hal-hal duniawi, ya ._.)/ Ingat, masih ada kehidupan lain setelah kita tiada nafas lagi di dunia. Raihlah kebahagiaan baik di dunia ini, mau pun di dunia itu! Amiiin O:)

Penyesalan Hidup

Posted by ayachin
Sabtu, 14 Juni 2014
Oke, kali ini aku bakal cerita tentang kegiatanku Kamis (27/5) bersama dengan teman-teman Belati (seBELas ipA TIga).
1) Lisa AL
FYI, AL itu singkatan dari Arianti Lestari, bukan Angkatan Laut. Lisa bisa dipanggil apa aja kecuali "pacar gue" soalnya dia udah punya pacar. Aku sih manggil dia rada-rada labil, kadang "Lis" kadang "Cha", tergantung lidahku yang terpleset ke arah mana. Ohya, Chacha adalah tuan rumah dalam acara masak-masak-bikin-kerajinan-buat-Seni-Budaya-nonton-Hormones-bikin-dream-catcher-tapi-gajadi-karena-mood-ilang- duh, apalagi yah? Yah kita sebut saja acara All-Kamis-Long-with-Chacha.

 Nah ini dia penampakan Chacha
2) Cinthia A.E.P.
Cinthia ini udah bagaikan tukang masak chef bagi kami karena skill memasaknya lebih hebat dari pada kami. Pokoknya, kalo ada acara masak-masak, gak afdhal deh kalo gak ada Cinthia. Hm, aku manggil Cinthia biasanya labil juga sih, kadang "Cinthia", kadang "Uti" -diambil dari nama akhirnya "Putri = Uti". Kenapa Putri bisa jadi Uti, dia punya sejarah keluarga tersendiri.
Nama aku Uti :3
3) Shofia Yurida
Ini temenku yang baru-baru aja ultah, tepatnya tanggal 28 Mei kemarin. Kalo manggil Shofia mah aku gak bakal labil. Panggilan tersayangku tetep USUP Shofia.
Tuh, orangnya yang ngangkat dua jari ._.v
Oh, ya, kemarin Siska datang juga. Penampakan Siska bisa anda lihat pada foto di atas. Yep, yang di samping Shofia. Siska datang di saat yang tidak tepat, di saat semua makanan udah pada abis. Kikiki ~
4) Langgeng Wakid N.
Langgeng ini Kambitinese alias berasal dari Kambitin. Kalian gak perlu tahu Kambitin itu di mana, pokoknya di Tabalong. Titik. Langgeng ikut acara ini karena dia mau bikin lampu tidur dari barang bekas buat tugas Seni Budaya.
5) Wahyu Abdillah
Wahyu fans berat Nicky Minaj, melebihi tinggi tubuhnya walau pun tidak ada hubungannya. Di kelas, dia biasanya nge-rap lagunya Nicky Minaj feat David Guetta - Turn Me On. Calon rapper masa depan, ini :')
Okeh, aku rasa perkenalannya cukup soalnya dalam post kali ini yang dibahas bukan tentang mereka. Langsung aja, acara All-Kamis-Long-With-Chacha secara resmi ........................................................... aku ceritakan.

Kamis kemarin libur, bertepatan dengan tanggal merah di kalender (._.) Chacha ngajakin aku masak-masak di rumahnya, katanya sih bikin Schotel Tahu sama Fresh Corn (atau Sweet Corn?). Karena berhubung dengan makanan, otomatis aku ikut. *ngusap-usap perut*

Ternyata langgeng dan Wahyu datang. Langgeng, seperti yang sudah kusebutkan, mau bikin lampu tidur dari botol bekas dipandu oleh Uti. Kalo Wahyu ... hmm ... kayaknya sekedar ikutan, itung-itung nemenin Langgeng. Agenda pertama kami membuat Schotel Tahu dan Fresh Corn sebagai cemilan untuk nonton Hormones, drama Thailand.

Singkat cerita, usai menonton Hormones dan makan cemilan, tiba-tiba Siska datang. Ia pun bergabung untuk minta file Hormones dan para cowok pada pulang karena emang udah siang. Saat itu aku dan Chacha sedang sibuk membuat dream catcher. Lama-lama, mood kami hilang, kemudian kami menghentikan pekerjaan kami.

Semua akhirnya pulang kecuali aku dan Chacha karena pada dasarnya Chacha udah di rumahnya sendiri. Siang itu sangat panas sedang aku memakai sweater dan kerudung hitam. Membayangkan hawa panas akan menyelimuti perjalananku ke rumah, aku mengurung niat untuk pulang. Tidak lama kemudian, hujan turun melanda, membuatku memiliki alasan lain untuk tidak pulang ke rumah.

Aku dan Chacha menghabiskan banyak waktu untuk berbicara. Aku mengagumi koleksi pulpen di kotak pensilnya yang beraneka ragam. Aku pun mencoba beberapa diantaranya, dan jatuh cinta pada pulpen manusia salju (terjemahkan dalam bahasa inggris, if you know what i mean) yang berukuran 0,2 ee ... milimeter atau centimeter ya? Ah, itulah intinya. Aku menuliskan seuntai lirik lagu dengan tulisan yang sedikit kurait, tahu-tahu Chacha bilang suka dengan gayaku meraitkan tulisan. Ehehe, jadi malu :3

Percakapan kami sangat panjang. Hal-hal yang diobrolkan, yah, kadang tidak lepas dari topik-topik umum seperti "Kamu akan kuliah di mana?" Ketika kami sedang membicarakan topik itu, tentu cita-cita berperan erat dalam mengambil haluan yang kita pilih. Sampai saat ini, jujur saja aku masih bingung dengan akan-menjadi-apa-aku-kelak? 

Pastilah, jauh di suatu tempat dalam diri kalian, kalian pasti merasakan sebuah jiwa. Entah itu jiwa memerintah, jiwa pengajar, jiwa penolong, pasti kalian memiliki jiwa itu. Jujur saja, aku merasa memiliki jiwa memerintah dan jiwa pengajar, karenanya, ketika dalam sebuah kelompok, aku cenderung ingin mengatur kinerja kelompok. Mungkin suatu hari aku bisa menjadi pemimpin. Tetapi aku tidak tertarik. Dan jiwa pengajar, jiwa yang selama ini berusaha aku tolak, berkatnya aku merasa memiliki kesempatan menjadi seorang ........ guru. Pekerjaan yang sama dengan ibuku.

Sebagai seorang anak dari seorang ibu yang berprofesi guru, aku sedikit-banyak tahu suka-duka profesi itu. Dan, menurutku, aku ingin berprofesi yang lebih dari guru. Bukan berarti aku meanggap profesi guru itu rendah. Aku hanya ingin, apa pun, kecuali guru. Namun itu artinya aku melawan jiwaku. Jiwa mengajarku. Ibu Dwi pernah berkata, ketika kita memilih pekerjaan yang sesuai dengan jiwa kita, maka seberat apa pun itu, kita akan merasa enjoy, merasa nyaman. Tetapi ketika sebaliknya, maka kita tidak akan merasa bahagia menjalani pekerjaan kita. Ini lebih seperti teh es, nggak pakai es. Percuma. Dan bukan teh es namanya kalau nggak pakai es.

Pertanyaannya, mengapa jiwa dan keinginan kadang tidak selaras?

Selain membicarakan hal itu, ternyata pembicaraan kami berlanjut sampai ke masa lalu. Aku bercerita ke Chacha bahwa sewaktu aku SD dan SMP, aku pernah dimusuhi hampir satu kelas dengan cara yang sama : mendiamkanku, menjauhiku. Berpikir dengan cara seperti itu akan membuatku sadar pada segala kesalahanku.
 
Namun ketika mereka meninggalkanku dengan cara seperti itu, mereka sesungguhnya hanya seperti seorang ibu yang meninggalkan bayinya yang sedang menangis. Tidak tahu apa-apa, dan tetap membuat suara tangisan yang dianggap memekakkan telinga.

Chacha pun demikian. Ia bercerita bahwa ia juga pernah dijauhi sesaat oleh sahabat-sahabatnya. Dan, kami, sebagai sesama korban-dijauhi-teman, setuju 100% kalau cara menyadarkan teman dengan menjauhinya itu SALAH.

Bagaimana bisa kita melihat kesalahan kita sendiri, bahkan melihat seluruh tubuh dengan kedua mata sendiri saja tidak bisa? Maksudku, lihat punggungmu! Apa kau bisa? Tanpa bantuan cermin atau pun yang lainnya? Tidak bisa, kan? Apalagi kesalahan, yang bentuknya abstrak!

Kalau kesalahan itu dikarenakan sebuah peristiwa, mungkin akan bisa direnungkan secara jelas. Tapi, untuk menyadarkan sikap yang menjengkelkan (bagi mereka), itu ... abstrak! Dan sikap itu ... bawaan dari dalam diri. Kita takkan tahu mana yang benar mana yang salah sebelum ada yang menilai. Dalam hal ini, memberi tahu.

Sikap buruk tidak hanya berkisar pada egois, pemarah, galak, sikap buruk aku definisikan adalah sikap yang merugikan (dalam hal ini mengganggu) orang lain. Orang yang terlalu jujur pun kadang bisa menyakiti orang lain. Dunia telah berevolusi, jujur kini perlu dipertimbangkan dengan alasan hati.

Long Day, Short Time.
Aku pulang ke rumah malam hari dengan sukses diceramahi mamaku.
"Mama telpon kenapa nggak diangkat-anggkat?"
"Hape-nya di bawah, Ma. Lia di atas. Terus, gak ada pulsa lagi"
Kemudian, aku kabur ke kamar.
Masih banyak hal yang kubicarakan dengan Chacha, namun malam mengharuskanku segera pulang. Kalau dihitung-hitung, lebih dari separuh hari kuhabiskan di rumah Chacha, namun yang kurasakan, waktu hanya sebentar berlalu. Kuharap, nanti aku bisa mengobrol heart-to-heart lagi dengannya.
CHA! TERIMA KASIH ATAS HARI KAMIS YANG BEGITU MENYENANGKAN KEMARIN, YA!!!!

Dan ... seperti biasa ... nggak afdhal kalau dalam postingan Aau nggak ada quotes. Quotes hari ini :

"Kau tahu mengapa manusia tidak dapat melihat kesalahan?
Kesalahan itu letaknya di punggung, aku tidak bisa melihatnya kecuali kau memberitahukannya."
-Aau-chan




----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PS : Guys, sorry ngambil foto kalian tanpa izin ._.v

Long Day Short Time

Posted by ayachin
Sabtu, 31 Mei 2014
Akhirnya aku punya mood juga buat nulis lagi. Setelah lumayan lama vacuum cleaner di rumah rusak dari dunia tulis-menulis, aku pun kembali pada malam yang kayaknya cerah ini. Cerah gak yah? Ah udahlah, males ngecek ke luar.

CIE IMPACTO. Dari judulnya aja udah keren, 'kan? Eit, jangan salah. Ini bukan salah satu sihir Harry Potter atau jurus dalam dunia anime manapun. Cie impacto aku artikan sebagai "dampak cie". Hah? Dampak cie? Maksudnya apaan tuh? Mau tau? Nyok langsung baca aja lanjutannya tahun depan ~

Suatu hari aku kepikiran, tentang cara pandang setiap manusia, minimal di lingkungan kita, tentang yang namanya cinta. Aku sadar, waktu aku SD dulu, cepat atau lambat aku pasti bakal ketemu sama yang namanya cinta, terus fallin', terus ... aku asumsikan kalau aku jadian, terus ......
Gimana tanggapan ortu sama kakak-kakak aku yak? GLEK.
Mama sih jelas nentang, mama kan pinginnya aku belajar. Abah? Hm, gak pernah sih ngomong heart-to-heart masalah beginian sama aku tapi aku yakin bakal klop sama mama -.- Dan kakak-kakak ku?
THIS IS MY GREATEST FEAR.
Aku ingat, sewaktu aku kecil dulu, aku gak sengaja berduaan sama anak tetangga di belakang rumah. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan! Waktu itu dia nanya sesuatu kepadaku, entah apa itu, yang jelas perlu waktu lama untukku menjawabnya -kuharap tidak ada dari kalian yang berpikir ini sebuah pernyataan cinta. Aku berpikir sejenak, kemudian ...
"CCCCIIIEEEEE.......... LIIAAAA BEDUAAN ~"
Lewat lubang fentilasi, kakakku yang cowok diam-diam memata-matai kami. Aku pun langsung pulang ke rumah dan menangis -maklum, masih kecil. Aku pun menjadi bulan-bulanan oleh kakakku itu. Kuso! Sejak saat itu, aku jadi anti cowok. Anti. Banget.

Menginjak SMP, teman-teman di kelasku ternyata cuma mengandung sedikit kaum adam. Aku pun bersyukur karena setidaknya aku bisa terlepas dari ketakutanku itu. Namun, suatu hari, benih cinta ditabur oleh monyet tak bertanggung jawab. Dan aku tidak sengaja membesarkan salah satunya.
Damn! I'm falling in love!
 Cinta. Cinta. Cinta. Pada saat itu satu-satunya hal yang tertera di kepalaku adalah; bagaimana agar tidak terlihat sedang jatuh cinta. Perasaan ini sungguh menggebu, seperti orang yang sedang mendobrak secara paksa sebuah pintu sedang di sisi pintu yang lain aku berusaha menahannya. Jujur, menahan rasa itu menyakitkan, kadang. Atau, lebih tepatnya melelahkan. Jika ada momen lucu, spesial, atau apa pun itu antara aku dan dia, sungguh aku ingin memiliki tempat untukku berbagi; menceritakan kisah malu-malu ini dan menjerit seperti anak cewek kebanyakan. Tapi tidak, mereka yang ingin menjadi tempatmu mencurahkan rasa terdakadang bukan karena mereka peduli, mereka kadang hanya ingin tahu. Dan aku, aku tidak mau di-cie-in anymore. Rasanya memalukan.

Jadilah, susah-senang dalam kisah cinta monyetku kupendam sendiri. Dan baru kusadari sekarang, saat aku telah menginjakkan kaki di SMA, sesungguhnya aku telah terkena CIE IMPACT. Bisa-bisanya aku menganggap kalau "jatuh cinta" itu seperti ... bagaimana aku mengatakannya, ya, ... aib? Ya! Kurang lebih seperti itu. Dan aku yakin, gak cuma aku yang menganggap -secara sadar ataupun tidak- jatuh cinta itu seperti aib; harus disembunyikan, bisa gaswat kalau diketahui semua orang.

Aku tiba-tiba terpikir hal ini tidak lain dan tidak bukan karena pada suatu hari aku teringat kejadian sewaktu aku masih anak putih-biru. Ibu Anikmah, guru biologiku, memberi jeda sebentar pada pelajarannya. Ia pun bertanya kepada kami, murid-muridnya,
"Siapa di sini yang pernah pacaran atau suka dengan lawan jenis?"
Kami pun saling lirik-melirik. Yang sudah pernah pacaran menganggat tanggan dengan malu-malu sambil tengok kanan kiri. Dari tatapan matanya aku bisa menyimpulkan dalam hati temanku itu berkata "Kamfret, dia pernah pacaran tapi nggak mau angkat tangan" -yah kira-kira seperti itu. Who knows?
Sedang aku??? Karena aku waktu itu masih tergolong unpopular girl di kelas -entah mengapa di saat seperti ini sepertinya bagus mengakuinya- aku pun enggan mengangkat tangan -siapa juga yang tahu aku sedang suka sama orang atau nggak. Sumfeh, aku malu banget. Rasanya kayak rahasia yang selama ini kupendam dibongkar di khalayak ramai. Dan rahasia itu kuanggap setara dengan aib! Teman klopku waktu itu, Sita, juga enggan mengangkat tangan. Jadi aku pun semakin percaya diri untuk tidak mengangkat tangan.
Setelah beberapa saat setelah adegan malu-malu mulai memuncak dengan adanya tuduh-menuduh yang-pernah-pacaran-gak-mau-angkat-tangan, ibu Anikmah pun mengambil alih. Dengan senyum khas beliau, aku pun merasa dag-dig-dug mendengar kata-kata apa yang bakal keluar dari bibir beliau.
"Yang angkat tangan berarti NORMAL. Yang nggak angkat tangan perlu dipertanyakan ke-NORMAL-annya."
Mati saja, aku.

Yang tidak angkat tangan pun mengelak dengan, "Nggak ada yang cocok, Bu."
Hahaha. Haha. Ha. Miris. Aku harus ngecek kenormalanku cuma gara-gara menyembunyikan rasa maluku. Harusnya aku angkat tangan! Harusnya!!!

Jadilah, aku merasa tiga huruf biadab yang kadang bisa lebih namun tidak mungkin kurang itu terkutuk banget. CIE dan keluarganya harus dimusnahkan dari dunia ini. Kalau perlu, ada UU yang mengatur setiap orang yang mengatakan "CIE" mendapat hukuman. Kini kusadari, betapa besar CIE IMPACT yang dulu kau serangkan padaku, kakak. Terima kasih, kakak :')

Benar-benar!
Budaya "cie" itu, entah dari mana asalnya, benar-benar menyesatkan. Korban yang telah menerima serangan tiga-huruf-biadab-yang-kadang-lebih-namun-tidak-mungkin-kurang itu pasti menerima rasa malu yang luar binasa. Dan mempermalukan orang lain itu emaknya biadab! Kalian tidak mengerti betapa malu itu bisa mengakibatkan trauma yang mendalam sampai-sampai seseorang harus mengecek kenormalannya.
Kukatakan, ya ...
Menaruh rasa pada seseorang itu hal yang WAJAR. Sumfeh. Meski pun terhadap seseorang yang tak seharusnya kau cintai! #dalem . Kukatakan, ya. Cinta itu satu dari sekian tanda bahwa elu itu NORMAL. Ya, NORMAL dengan Bold, Italic, dan Underline. Kurang apa, coba?
PERASAAN itu ADA untuk DIKELUARKAN
-NAMUN-
Dikeluarkan, dengan CARA yang TEPAT
Nggak ada yang bisa menahan rasa tanpa merasakan rasa sakit. Karena rasa akan terus memaksa, memaksa, dan memaksa, hingga akhirnya kita tergoda dan menyampaikannya kepada seseorang. Perasaan itu ada banyak, nggak cuma cinta! Kalau cinta ditahan karena rasa malu, rasa sakit bisa saja ditahan karena alasan harga diri!
Kukatakan, ya.
Ketika kau bahagia, tersenyumlah, tertawalah.
Ketika kau sedih, menangislah, menjeritlah.
Ketika kau jatuh cinta, ungkapkanlah, berbahagialah atasnya. Karena kau sudah merasakan kenormalanmu sebagai manusia dan terlebih, kau diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk merasakan berbagai macam rasa selama engkau hidup.

Namun perasaan bukan alasan untuk menyakiti orang lain.
Sudah kukatakan, bukan, perasaan itu memang baiknya dikeluarkan, kalau bisa harus, tetapi dengan cara yang tepat. Sebagai permisalan kamu mencintai pacar sahabatmu sendiri, kau bisa mengungkapkannya dengan membantu pacar sahabatmu itu kalau membutuhkan pertolongan. Berbahagialah atasnya. Berbahagialah atas cara mengungkapkan yang kamu bisa lakukan. Karena bagaimana pun, walau betapa tidak cukupnya itu, masih lebih baik dari pada tidak bisa mengungkapkannya sama sekali.

Percayalah, Tuhan tidak akan kejam kepadamu; memberimu kisah cinta yang begitu tragis. Semua akan baik-baik saja tergantung benar-tidaknya caramu menyikapinya. 

Nja~ Kayaknya sekian dulu postinganku kali ini. Perasaan itu, sungguh menakjubkan, bukan? Tuhan, dengan besar kuasa-Nya, mengizinkan kita merasakan berbagai rasa yang menakjubkan itu. Bukankah itu berarti, kita harus bersyukur atas hal yang tak terpikirkan sebelumnya? Bukankah teh tanpa gula itu tidak enak? Apa jadinya kalau kita hidup tanpa perasaan sedikit pun? Hambar? Mungkin lebih ke ... pahit!


CIE IMPACTO

Posted by ayachin
Minggu, 11 Mei 2014
Aku buka postingan ini dengan membaca basmallah.

Bismillahirrahmanirrahim.

Wih ... alim betul, ya? Haha. Sementang kali ini membahas sabar. Tapi postingan ini umum, kok. Nggak menyangkut-pautkan tentang kepercayaan. Well, ibarat karya ilmah, tentu ada latar belakang yang mendasari mengapa-aku-mengangkat-tema-sabar.

Sebernarnya alasannya simple, sih. Gara-gara tadi, di sekolah, sewaktu pelajaran BP alias Budi Pekerti, kami disuruh menjawab 3 soal tentang pokok bahasan "sabar".
Dan pertanyaannya adalah .............. *eng* *ing* *eng*

1. Apa yang dimaksud sabar (menurut kamu) ?
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam sabar! (Min 4)
3. Apa manfaat sabar di dalam kehidupan?
                                                                ...............yah yang kuingat kira-kira seperti itu pertanyaannya
Wih ... sekilas pertanyaannya mudah-mudah aja, ya. Cuma nomor 2 yang mengandung kata horor yaitu "jelaskan". Tapi untuk seorang pengamat dunia sepertiku, satu halaman kertas buram hampir terisi sepenuhnya. Dan ketika menjawab soal nomor dua, ada adegan yang bikin aku mau mengangkat tema sabar ke postinganku ini. Ehm, gak asyik, kayaknya kalau aku main to-the-point. Yah, sekedar basa-basi, mari simak jawabanku atas ketiga jawaban di atas.

1) Pengertian sabar menurutku.
Sabar adalah sikap tahan dalam menghadapi sesuatu hal buruk. Sabar juga dapat diartikan sebagai tidak cepat marah, tidak mudah putus asa, dll.
Oke, ehm, ... sebenarnya bisa dikatakan jawabanku itu bukan "menurutku" karena .............. bukan bukan bukan, ini tidak seperti aku mencontek, ya! #tsundere haha tapi bener kok, aku nggak nyontek. Hanya saja ....... aku ........... melihatnya di alfalink .___________. #ngomonggituajasusah
Yah karena aku ini kreatif (baca : tidak mau terlalu sama dengan di alfalink) aku menambahkan kata-kata biar jawabanku makin kece (baca : panjang). Huehehehehe ( '-')a

2) Macam-macam sabar
a) Sabar dalam menghadapi cobaan
So paste, sabar itu sering dikaitkan dengan yang namanya --> menghadapi cobaan. Dalam hidup, hal baik dan hal buruk akan datang silih berganti. Dan dalam menghadapi hal buruk (kita sebut sebagai cobaan) tentu sikap utama yang harus kita miliki adalah sabar. Orang yang sabar akan berusaha melewati cobaan dan menganggap cobaan sebagai ujian yang mengandung sejuta hikmah kehidupan. #tsahhhh #kece(baca:panjang)gaktuhjawabanku ?

b) Sabar dalam menghadapi kegagalan
Siapa, sih, yang dalam hidupnya nggak pernah ngalamin kegagalan? Nabi Muhammad aja pernah gagal (kalah) dalam perang (meski sebenarnya bukan Beliau penyebab kekalahan dalam perang tersebut). Hal ini musti belo-in mata kita bahwasanya, nggak ada yang sempurna. Jadi lupain deh yang namanya nyari cowo perfect. #Loh #TopikSalahArah
Kegagalan itu identik dalam perlombaan. Orang yang sabar akan bersikap optimis terhadap kegagalan. Orang yang sabar akan kuat mental menerima kegagalan dengan percaya bahwasanya kegagalan yang ia dapatkan merupakan titik start dari kesuksesan yang akan ia raih di garis finish. So, anggap aja kegagalan itu adalah rintangan atau medan yang harus kamu lewati sebelum akhirnya kamu akan melewati garis finish. Be PATIENT, be SUCCES! YAY!
FYI : Jawaban untuk point B aku ngarang sendiri (bukan dari jawaban asliku di sekolah. Gile aje kalo aku serajin ini nulis sebanyak yang di atas --")

c) Sabar dalam ketahanan emosi.
Emosi. Emosi erat kaitannya dengan marah. Padahal, orang yang emosional belum tentu adalah orang yang pemarah. Marah adalah salah satu bentuk emosi. Itulah yang aku pahami selama ini.
Emosi itu banyak. Dan kebanyakan mereka menuntut kita untuk meluapkannya dalam segala bentuk apa pun sehigga kita akan merasa "plong". Kalo nggak, analoginya seperti mau kentut, tapi ditahan.
#Oke #BacktoTopic
Emosi tidaklah semua patut diluapkan. Contoh paling umum adalah marah. Orang yang marah ancap kali sering melakukan apa saja agar dapat memuaskan tuntutan emosi. Entah dengan menampar, memukul, mengata-ngatai orang dengan kata-kata kasar, menjambak rambut, ahhh banyak lagi deh pokoknya. Dan dalam menghadapi emosi ini, diperlukan banyak kata sabar. Sabar di sini artinya kita meminimalisir / menekan kembali tekanan emosi itu. Menekannya sampai dia nggak muncul lagi.
FYI (lagi) : jawaban ini aku karang sendiri.

d) Sabar dalam menghadapi nafsu/godaan.
Beugh. Yang namanya godaan mah bejibun di dunia ini. Mulai dari godaan playboy kelas kakap sampai godaan playboy kelas bawal. #EmangSeaFood  #Oke #TopikSalahArah
Godaan itu banyak, aku ambil contoh seseorang yang sedang berpuasa.
Sabar yang bagaimana sih yang dilakukan orang yang berpuasa?
Yaitu sabar dengan menghindari segala godaan yang ada dengan cara menahan nafsu makannya. Orang yang sabar dalam berpuasa akan memotivasi dirinya dengan apa yang ia niatkan dalam menahan nafsunya. Simplenya, sih, ketika nafsunya mulai menyerukan bisikan untuk membatalkan puasa, orang tersebut akan mengingatkan dirinya akan "niat" yang ingin ia tunaikan. Bahwasanya ia berniat puasa, dan bukan batal di tengah jalan.

Minimal 4, kan? Tapi gara-gara adegan ini, aku nambah satu point lagi untuk macam-macam sabar.
Dita : Au, kan yang ditanya macam-macam sabar ...
Aku : Iya, terus?
Dita : Berarti sabar dalam penantian, juga termasuk, dong, Au?
JLEB ................. BLEB ..................... BLEB.

e) Sabar dalam penantian
Menanti identik dengan, ehm, menunggu. Menuggu si itu peka dengan perasaanku. #Eh #TopikSalahArah
Menunggu. Menunggu juga banyak macamnya. Menuggu kepulangan seseorang. Menunggu kedatangan seseorang. Dan menunggu si itu peka  dengan perasaanku. #TopikSalahArah #Lagi
Kalau ditanya harus menunggu sampai kapan, maka hanya waktu yang dapat menjawabnya. Bagaimana jika kita dihadapkan dengan menunggu sesuatu yang tak pasti akan datang? Selama apakah kita harus bersabar menunggunya? Apa dalam hal ini kita perlu menerapkan ilmu sabar? Bahwasanya orang yang sabar akan menunggu, menunggu sampai titik akhir, menunggu, layaknya Hachiko yang menunggu tuannya?

Semua kembali pada diri kita masing-masing. Keyakinan diri dan keteguhan hati juga berperan besar dalam mewujudkan sikap sabar. Mungkin memang benar, hanya waktu yang dapat menjawabnya. Tapi setidaknya, walau pun yang kita tunggu sebenarnya hanyalah kesia-siaan, seberapa lama kita kuat bersabar menunggu sesuatu itu, memberikan cermin yang akan memperlihatkan kepada kita :
Seberapa berharganya sesuatu itu hingga kita rela menunggunya untuk waktu yang lama.

Huaaaa ... gomennasai, kayaknya aku nggak sanggup lagi menjawab untuk soal nomor 3. Jari telunjukku pegel. Iya telunjuk. Hehehe .______.)a

Sekian!

Macam-macam Sabar

Posted by ayachin
Senin, 24 Maret 2014
Oke setelah sekian lama menghilang kini aku muncul lagi ~
Hhmm untuk post kali ini enaknya bahas tentang apa, ya?
Tentang persahabatan, udah sering. Cinta, ahhh masa cinta-cintaan mulu. #faktorjomblo
Gimana kalo ngebahas hal yang gak biasa yang anti mainstream seperti ................................................
aku?
#Oke #Fine #Lupakan

Mungkin aku basa basi dulu kali ya...
Aku ini hobby baca novel, oleh karena itu banyak sekali anime di dalam netbookku ini. Gak nyambung? Emang.
Ya, aku adalah seorang Ani-Lovers alias Anime Lovers. Aku nggak sampai ke tahapan otaku karena basically aku cuma sekadar gemar menonton dan mengoleksi anime. Anime itu kayak film, ada genrenya. Dan diantara sekian banyak jenis genre, tiga genre faforitku adalah slice of life, supranatural, dan romance. Tapi yang bikin aku suka itu lebih ke genre slice of life. Biasanya banyak kata-kata mutiara dari anime yang bergenre itu. Jadilah, seorang Aau yang dulunya cuma asal nonton anime sekarang malah nonton anime -> ketemu quotes menarik -> pause -> pencet PrtScSysRq di keyboard -> buka Ms. Office Word 2010 -> Paste -> Klik kanan gambar -> Save as picture -> save.
Iya, sekarang aku punya kebiasaan baru ketika nonton anime, yaitu berburu quotes. Lumayan ribet, sih, karena terkadang aku lupa bahwa aku sedang berburu quotes.

Anime yang baru-baru ini aku tonton adalah Yahari ore no Seishun Love Come wa Machigatteiru atau kalau diartikan My Youth Romantic Comedy is Wrong as I Expected. Genrenya school life, comedy, slice of life, social psychology, romance ... nah, kan, ada slice of lifenya. Tapi mungkin yang dominan adalah social psychologynya.

Nah ini dia anime yang aku maksud
Aku nggak bakal ngasih review apa-apa tentang anime ini, cuma ngasih info dikit, deh. Siapa tahu kalian tertarik. Anime ini menceritakan ketiga orang di atas yang semuanya itu LONER. Iya, loner, penyendiri. Otomatis, gak punya teman. Yang paling mending sih menurutku si Yuigahama Yui (yang rambut pink) soalnya walaupun dia loner, dia masih mau berusaha untuk berteman. Hanya saja, dia terlalu penurut. Dalam kelompok pergaulan, dia hanya mengiyakan setiap keputusan walau tak sesuai dengan yang ia mau. Karena takut akan ditinggalkan. Itu sih yang aku tangkap. Tapi tetep, faforitku si Yukinoshita Yukino. Ya, yang rambut hitam. Dia itu blak-blakan, kadang kasar, namun semua itu sesuai kenyataan. Aku kagum dengan karakter yang seperti itu. Karakter yang dewasa, dan tegar walaupun menjadi seorang loner.

Oke, mungkin kalian mulai bertanya topik pembicaraan ini mengarah ke mana sebenarnya.
Nah, gara-gara kebiasaan menonton animeku yang baru, ketika aku nonton anime ini, aku menemukan ................ ini :
Dan quotes itu...................ugly truth banget.

Setiap manusia pasti pernah nge-judge orang. Entah penampilannya, perilakunya, kebiasaannya, yang walau dilakukan dalam beberapa penjumlahan sampai pembagian dan mencari rata-rata, titik akhirnya cuma berada pada dua penilaian : baik, atau buruk.

Kesan pertama selalu merupakan kesan yang paling diingat. Kesan pertama ketemu sama seseorang, pertama mengikuti lomba, pertama kali menang lomba, pertama kali pacaran, dan pertama-pertama lainnya. Setiap orang secara sadar maupun tidak akan menilai hal-hal "pertama" tersebut. Aku kasih contoh deh ...
Aku sempat menjadi penyanyi cafe. Di hari pertama aku nyanyi, aku membawakan lagu Christina Peri - A Thousand Years. Dan ...... gila! Fals banget. Awal-awalnya sih engga, tapi terakhirannya itu loh. Ya ampun. Aku malu banget. Jadilah, aku nggak mau lagi membawakan lagu a thousand years. Trauma. Entar keinget hari pertama nyanyi di cafe. Malu di kuadrat-in. Malu-malu-in!

Dalam hidup, seringkali kita menilai seseorang. Penilaian beragam, namun seperti yang sudah kukatakan, hanya berujung baik atau buruk. Semua tergantung pada cara penilaian: sebelah mata, atau sepasang mata.

-Hukum I Kesan
Kesan buruk akan bertahan berkepanjangan. Ketika kesan baik datang, kesan buruk akan sama kuatnya dengan kesan baik. Kenapa? Karena ketika kesan baik datang, kesan buruk akan menghantui.
foreksampel:
Ada cowok yang playboy abis. Suatu hari, dia fallin' in love pada seorang cewek di saat ia sudah bertekad agar tidak playboy lagi. Sejauh ini PDKT berjalan lancar-lancar saja, sudah pake kakak-adek segala, lagi. Cuma yang bikin mereka nggak-jadi-jadi, yah, bisa dilihat dari sudut pandang si cewek.
Si cewek pasti, lah, tahu, kalau si cowok itu playboy. O to the matis, si cewek menilai buruk si cowok. Namun, alur membawa mereka berdua menjadi dekat. Lambat laun, sisi baik si cowok keluar, sehingga memberikan kesan yang baik. Si cewek? Dilema, lah. Walau si cowok janji buat setia, si cewek pastinya bakal takut. Takut si cowok bakal kembali kayak dulu. Karena mau gak mau kenyataan bahwa dia playboy itu masih ada. Karena itu, aku menganggap kedudukan kesan baik dan buruk dalam hal ini sama besar.

-Hukum II Kesan
Kesan baik dapat hancur seketika oleh kesan buruk
Orang yang selama ini menampilkan kesan baik, dapat hancur seketika oleh kesan buruk.
Foreksampel :
Ada seorang cewek yang taaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat banget beribadah. Tapi suatu hari, dia kedapatan lagi pelukan sama cowok yang tidak dikenal. Gosip pun menyebar bahwa si cewek cuma baik-di-luar-buruk-di-dalam atau kalau aku analogikan kayak telor setengah matang. Dari luar kuning telurnya sih bagus-bagus aja, pas udah dibuka, isinya masih cair.

Namun pasti, di suatu tempat di luar sana, hukum kesan yang di atas justru gak berlaku. Hanya saja, kedua hukum di atas merupakan hukum yang paling sering diterapkan masyarakat. Atau kalau kasarnya aku bilang "Sekali buruk, tetap buruk. Kebaikan yang ia lakukan tidak lebih hanya sebagai penebus kesalahannya yang lalu-lalu"

Kejam, ya?

Bagaimana jika kita telah meninggalkan kesan buruk pada orang lain, kemudian ingin merubahnya?
Bagaimana jika mereka tidak percaya kita akan berubah?

Aku ......... tidak tahu.
Sejauh yang aku mengerti, diperlukan usaha yang keras untuk menggapai langit yang tinggi.
Jika tidak bisa terbang, naik balon udara. Oh, atau, naik pesawat. Apapun! Apapun yang dapat membuat kita mengangkasa.

Oleh karena itu ... mungkin ... mengubah kesan itu seperti menggapai langit. Tidak mungkin dapat diraih kalau kita hanya melocat-loncat saja. Dibutuhkan usaha lebih. Usaha yang ekstra. Karena mengubah kesan kita di mata orang lain tak semudah membalikkan telapak kaki tangan.

"Tapi, kalau kesan baik, berarti aku harus hati-hati dong sama kesan buruk."
Berhati-hati dengan kesan buruk sama saja menjauhkan kita dari perilaku yang tidak sepantasnya.
Dengan kata lain, menjauhan kita dari dosa. Bukan begitu?
 
Ciptakanlah kesan baik, atau tidak sama sekali! Kita takkan tahu betapa dahsyatnya pengaruh kesan terhadap kehidupan kita di masa mendatang. Kerjakan hal baik di masa sekarang dan nikmati buah dari hal baik tersebut di masa yang akan datang.

Salam !
 

Kesan

Posted by ayachin
Rabu, 19 Maret 2014
Aku rasa dunia remaja gahol dewasa ini sudah tidak asing lagi dengan istilah PHP. Yep, PHP adalah singkatan dari Pemberi Harapan Palsu. Aku, sih, sebagai salah satu remaja yang hidup di dunia itu ... ah, lebih tepatnya pengamat, pengamat dunia itu, telah banyak melihat kisah-kisah tentang ke-PHP-an. Objek pengamatanku sih nggak jauh-jauh, cukup teman-temanku aja. Yah, bukan berarti aku menjadikan mereka kelinci percobaan, hanya saja, aku mengamati perilaku mereka yang fallin in love dan terkadang mereka sering mempermasalahkan tentang ...
"Harapan"

Sebenernya, apasih, yang perlu kita khawatirkan? Kita boleh berharap, apa aja, udah gitu, gratis gak ada yang ngelarang! Cius! Jikalau keadaan memang tidak memungkinkan harapan itu terwujud, kita masih boleh berharap, tapi kita belum tentu dibolehin harapan-harapan itu terwujud.
Intinya, berharap itu boleh.

Sering ya, kalian mendapati teman kalian terlibat kasus had a crush on someone who too impossible to be reached. Bahkan, mungkin justru kalian salah satunya? Kasus-kasus pun terbagi dalam berbagai jenis, salah-empat-nya :

1)Suka sama si A -> nggak berani deketin si A -> berujung pada secret admirer yang suka nyumpahin si A putus kalau si A punya pacar.

2)Suka sama si B -> nggak berani deketin si B -> berujung pada berusaha ikhlas dan tersenyum ketika si B punya pacar

3)Suka sama si C -> nggak bisa deketin si C karena si C orang terkece seantero sekolah -> berujung pada secret admirer yang selalu berdoa agar si C suatu hari berpaling padanya

4)Suka sama si D -> berusaha akrab sama si D -> nggak berani nyatain perasaan -> berujung pada secret admirer yang selalu bilang "Aku nggak papa" "Aku nggak mama ngarepin dia lagi kok" "Semua sudah berlalu, lagian dia udah punya pacar" Padahal dalam hatinya ... Atttiiiitttt.

Ahhh banyak lagi lah pokoknya kasus-kasusnya. Terus, di semua tipe kasus itu, pasti ada adegan di mana harapan itu ada, dan harapan itu hilang. Bikin orang jadi labil, kadang ngarep, kadang "Aku harus sadar kalau aku harus ngelepasin dia~". Ujung-ujungnya sih ngadu deh sama temen "Kemaren dia kayak suka sama aku, baik sama aku, kenapa dia sekarang malah pacaran sama orang lin? Aku di-PHP-in dong? Huaaa" #nangisdipojokan

Nih, ya, elu elu elu dan elu harus tau bahwa PHP itu ada 2 macam.
1. PHP karena salah paham.
2. PHP karena ... ya elu emang sejak awal mau diPHPin sama orang itu.

TAPI.
Nggak fair kan kalau ternyata PHP yang kamu alamin ternyata PHP yang nomer 1? Terus kamu malah umbar sana umbar sini kalau si dia itu cuma PeHaPers? Siapa tau orangnya baik, rajin menabung dan tidak sombong, cuman kalian aja yang ......................
 Bagaimana aku menyebutnya ya ............
   MMmmmmmm ...
"Ke-GR-an"

Oke aku cuma mau bahas PHP yang nomer 1 karena aku nggak setuju ada pihak yang selalu dirugikan dalam masalah "Siapa yang salah dalam kasus PHP ini?"
Menurut sudut pandang aku sih, yang sering jadi korban ya pihak cowok. Ya, cewek sering ke-GR-an. Otomatis, aku nggak setuju kalau pihak cowok dihujani gosip yang nggak-nggak. Tapi aku juga gak bilang kalau nggak banyak oknum cowok yang emang brengs*k. Ada kok cowok yang sukanya cuma main-main sama perasaan cewek. Merasa tersinggung? Situ suka mainin perasaan cewek nggak? Nggak? Brarti nggak brengs*k. Susmat. Susah amat.
 
Andai, ya. Google Translate bisa men-terjemah-kan makna perkataan atau sikap perhatian orang lain kepada kita. Pasti. Pasti tingkat korban dan pelaku PHP menurun drastis. Dari sisi ke-cewek-an aku, jujur aku merasa cewek itu emang suka diperhatikan. Tapi, diperhatikannya secara gentle. Lo gak mesti harus nanya udah-makan-belom-udah-mandi-belom-udah-BAB-belom, contohnya aja nih, pas ada cewek lagi sakit, dia muruuuung aja di kelas, lo pegang dahinya, terus bilang "Ke UKS, ya? Jangan memaksakan diri. Sini aku antar." Edeeehhh aku mah bakal kelepek kuadrat mah kalau gitu! Yaha ... maklum ... kebanyakan nonton drama xD
But-ta-to-the-pi ~
Si cewek ketika menghadapi ke-care-an dari seseorang, tidak boleh mengasumsikan bahwa seseorang itu suka sama dia. Pokoknya nggak boleh. Titik. Ini, nih yang biasanya disalahartikan sama cewek. Sebagai cewek, kita harus berfikir sepositif mungkin dengan mempertimbangkan kemungkinan terburuk yang ada. Kemungkinan, bahwa itu cuma perhatian biasa. Nggak lebih. Biar pas kita tahu kebenaran buruknya (bahwa ternyata si cowok nggak ada feel sama sekali) kita nggak akan merasa di-PHP-i.

Kesimpulannya yo guys ...
Buat cowok, kalau mau perhatian sama cewek boleh boleh aja, tapi secara gentle dan tidak berlebihan.
Buat cewek, jangan salah mengartikan perhatian cowok. Ingat, rasa GR-mu itulah yang membuatmu merasa di-PHP pada akhirnya. Tanggapilah balik perhatian itu jika memang kamu sudah memastikan perasaannya terhadapmu :) 
Oh, dan kalau kamu terlalu lelah menunggu kepastian, maka kamu sendirilah yang harus memastikannya. Berikan suatu ketegasan, padanya :)

Nah, untuk itu, aku ada quotes buat kalian semuwaaa ~

"It's a man's duty to be gentle, and it's a woman's duty to do not misunderstand with a man's gentleness"
                                                                                              -Aau-chan

Artinya? Aku rasa mbah gutrans masih bisa nerjemahin deh.
Sekian dan terima kasih banyaaaaaaaaaaaaaaak !!!

PHP dan Cara Mengantisipasinya ala Aau-chan

Posted by ayachin
Jumat, 07 Maret 2014
 Cokelat Misterius dari Mr.Misterius
Ehm. Di suatu pagi yang cerah -sebenernya gak cerah-cerah amat sih, mendung juga kagak, eh, lebih tepatnya aku nggak tahu gimana cuaca di luar- ketika aku sedang terburu-buru menyusun buku pelajaranku, aku dikejutkan oleh bungkus yang bergambar kacang mete yang aku kenal banget bungkus apaan itu.
Coklat.

Beberapa saat, aku bengong ngeliatin tuh coklat. Punya siapa? Punya temen yang gak sengaja coklatnya masuk ke tasku? Atau ... ada orang yang ngasih? Ah gamungkin-gamungkin-gamungkin. Valentine masih jauh. Terus ini coklat siapa? siapa?
Dalam hati, aku ke-GR-an abis. Jangan-jangan aku punya secret admirer. Jangan-jangan coklat ini emang ditujukan sama aku. Jangan-jangan bentar lagi ada yang nembak aku. Tapi semua jangan-jangan itu hilang saat aku menatap cermin. Nggak, bukannya jelek. Jilbabku gak rapi. Itu aja kok.

Karena masih dihantui dengan jangan-jangan-ini-coklat-temen-yang-gak-sengaja-masuk-ke-tas-ku, sampai di sekolah, aku nggak berani makan tuh coklat. Aku nunggu gugatan cerai tentang coklat itu. Siapa tahu nanti ada yang ngomong "Au, ada liat coklat di tasmu gak?". Tapi sampai jam pelajaran berakhir, gak ada yang gugat aku. Kemudian, GR itu timbul lagi. Emang buat aku kali, ya?

Sampai akhirnya, si Mr.Misterius mengakui kalau dia yang ngasih aku cokelat. Aku kaget, pada awalnya. Tapi semua kekagetan itu berusaha aku simpan dalam-dalam. Tapi ternyata susah, bawaannya pengen senyam-senyum mulu. Bukan karena yang ngasih cowok-cakep-se-antero-SMA *bukan berarti dia cowok jelek seantero SMA , ya --"* Tapi karena detik itu ... aku ... merasa kayak di film-film, cuy.

Pulang ke rumah, rasa senang itu masih lekat di hati. Buktinya, senyumku yang mengembang enggan layu. Rasanya ... We-A-We-We-O-We. Rasanya ... apa ya? Ah, aku gak bisa lukiskan dalam kata-kata. Lucu, mungkin. Haha. Adegan-adegan yang biasanya kamu *iya, kamu. Aku kan udah mupon dari tipi* tonton di tipitipi, yang biasanya bikin kamu iri, yang kemudian kamun mengutuki adegan sinetron itu dengan "Halah, drama banget, sih." "Mana ada cowok yang kayak gitu. Alah, sinetron" Tapi ternyata justru terjadi di hidupmu itu rasanya ............................................ waw.

Usai naruh tas, buru-buru deh aku ambil tuh coklat. Ngambil pita, ikat di coklatnya *haha, iya, pita itu aku yang ngikat, biar lebih drama :D *, terus Twitpic. Jadilah temen-temenku pada heboh semua. Apalagi temen-temen OGAL yang digandrungi @shenoza_ @CinthiA_E_P @shofiayrd @ditasifa_ ditambah makhluk yang aku anggap kakak sendiri @sehaevo . Mereka pada kepo sama identitas Mr.Misterius. Tapi aku gak mau kasih tau karena .................

Jujur, menurutku ini memalukan.

Dulu, aku orangnya open sama orang terdekatku. Aku gak segan-segan cerita masalah tentangku ke orang tersebut. Dia juga gak segan-segan bercerita apa pun tentangnya, keluarganya, padaku. Tapi, karena suatu hal, kami bertengkar. Dan akhirnya, semua rahasia-rahasiaku yang dulu terpaut dengan jari kelingking kami, semuanya terbongkar. Kenapa aku nggak balas bongkar rahasia dia? Karena aku orangnya pelupa. Aku itu tipikal orang yang kepo selangit, kalo udah tau ya puas, tapi lama-kelamaan semua hal itu bakal terlupa olehku. Jadi, aku bisa jamin kerahasiaan yang ingin orang lain simpan padaku. Toh, nantinya aku juga lupa. It is hard to keep something big alone. Sometimes it's good to have someone to share; someone who will help, someone who will keep, someone who will listen.

Dari situ, aku merasa ........... jera.

Peranku berubah. Aku yang dulunya terbuka sekarang tertutup. Tapi aku tetap terbuka sebagai orang yang "dibagi", bukan sebagai orang yang "membagi". Aku senang membantu orang lain memecahkan masalah mereka. Aku senang menjaga setiap rahasia-rahasia mereka -yang padahal bisa aja terlupa. Dan aku sangat senang menjadi orang yang mereka percayai untuk mendengar masalah-masalah mereka. Tapi, emang, ya. Berbicara itu lebih sulit dibanding mendengar. Aku enggan membicarakan hal-hal pribadiku kepada orang dekatku, bahkan OGAL sekali pun. Mungkin karena masih teringat masa lalu. Mungkin juga masa lalu itu menghantuiku sehingga nyaliku ciut untuk berbicara pada orang lain. Tapi, di sisi lain, dengan sangat jujur hati kecilku berharap : Aku ingin memiliki tempat untukku berbagi.

Temen-temen OGALku orangnya baik. Aku nggak bilang kalo mereka nggak bisa dipercaya. Tapi, itu tadi, aku takut. Takut nantinya kami bertengkar. Takut nantinya semua rahasia itu bocor. Takut nantinya rahasia itu dipandang layaknya aib oleh orang lain saat melihatku. Aku takut. Tapi aku ingin.

Jadilah aku mencoba menguatkan diri dengan mencoba berbagai alternatif lain. Mulai dari mencurahkan di diary, jika rasanya ingin menangis aku dengerin lagu yang paling bikin semangat, jika aku teringat aku akan menyibukkan diriku dengan kegiatan lain, tapi perasaan lega yang kudapat setelah melakukan semua hal itu bukan perasaan lega seperti ketika aku membicarakannya pada orang lain.
It's different.

Rasanya berat, bukan, memikul semuanya sendirian?
Hanya jiwa yang cukup tegar yang mampu melakukannya. Namun jiwa yang tegar itu belum mampu bisa menikmatinya. Menurutmu, apakah yang dimaksud dengan janji?

Menurutku, janji adalah pertaruhan hati.

Ya, pertaruhan. Ketika kita berjanji, menurutku, kita sudah mempertaruhkan hati kita. Jika dalam pertaruhan itu kita gagal, akan ada perasaan yang terbuang. Perasaan yang seharusnya lega, justru menjadi suatu ketakutan, atau dendam, atau benci, atau yang lainnya.

Janji juga cermin.
Janji dapat memperihatkan sosok seseorang tergantung berhasil tidaknya ia menjaga janji tersebut.

Janji pun adalah jalan yang terlihat ujungnya.
Janji tidak dapat dilihat bagaimana akhirnya. Apakah akan terbongkar, terlupa, tersimpan.

Tapi ketahuilah, orang yang berjanji, mempertaruhkan kepercayaannya padamu.

Orang yang berjanji mempertaruhkan sudut pandang mereka di matamu. Tentunya gak ada orang yang bodoh yang mau dicap sebagai a liar, 'kan? Jika kamu ingin menautkan jari kelingkingmu pada orang lain, cek dulu orangnya kayak gimana. Ya, kurang lebihnya kayak ngecek keaslian uang. Kalo aku sih, bukan orang yang paling tahu tentangmu, kebiasaanmu, atau apa pun yang berhubungan dengan kamu lainnya yang lainnya yang tepat untuk menjadi teman berbagi, tapi orang yang bisa membuatmu nyaman ketika kamu berbicara padanya. Orang yang cukup keras kepala yang berusaha mematahkan kata-kata "Aku nggak apa-apa, kok." Orang yang cukup humoris yang akan membuatmu tertawa. Dan orang yang tulus yang akan berkata "Aku senang, kamu udah senyum lagi :)"

Identitas Mr.Misterius udah aku kasih tau sama seseorang. Rasanya, sangat lega. Lega yang dulu tidak pernah lagi aku rasakan karena ketakutanku. Karenanya, aku belajar mempercayai seseorang. Aku ingin percaya pada teman-teman dekatku. Aku ingin mempertaruhkan kepercayaan ini pada mereka, karena mereka juga mempertaruhkan kepercayaan ini padaku. Seseorang pernah berkata padaku, kunci sebuah kesuksesan dalam bersahabat adalah :
"Mutual trust"


Janji dan Coklat Misterius

Posted by ayachin
Sabtu, 18 Januari 2014

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.
K-On Mio Akiyama

Follow me

Nama Jepangku ~

- Copyright © 2013 Aau-chan's World -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -