Posted by : ayachin Kamis, 25 Juni 2015

Aku memiliki seorang teman -aku takut menggunakan istilah 'sahabat', kau akan mengerti nanti- yang dalam kehidupan sosialnya ia memakai topeng. Maksudku, bukan "topeng" dalam artian secara harfiah. Tetapi, topeng dalam artian simbolik. Ya, simbol yang pas untuk menganalogikan sosok palsu dari diri orang yang memakainya.

Di sini, aku sama sekali tidak bermaksud membicarakan temanku itu. Tapi, berkat temanku itu, ada sebuah sisi dari dunia yang awalnya gelap mulai terang di mataku. Sisi yang awalnya tak kuperhatikan kini dengan jelas dan dekat berada tepat di hadapanku. Sisi yang -dengan pemikiran di pengamat dunia ini- ingin coba utarakan kepada kalian-kalian, wahai makhluk-makhluk yang tersesat di blog ini.

Pemikiran itu adalah;

"Is it wrong to wear mask?"
 Kau tahu, dari semua anime-anime yang pernah aku tonton, tak sedikit aku menjumpai karakter-karakter yang sejatinya lain-di-wajah-lain-di-hati. Bahkan aku menemukan anime quotes seperti ini:
 Ini menunjukkan, tidak semua orang yang sebenarnya periang atau humoris -itu benar-benar diri mereka yang sesungguhnya. Sometimes, ke-periang-an mereka, ke-humoris-an mereka, itu hanyalah cara mereka untuk berkomunikasi, bersosialisasi -agar memiliki teman. Karena menurut mereka, jika mereka menampilkan diri mereka yang sesungguhnya -diri mereka yang tanpa topeng- kepada dunia, maka ... No one can accept them.
Takkan ada yang mampu  menerima mereka.

Misalkan. Sejatinya dirimu adalah seorang yang berkepribadian kasar, suka menyebut kata "Anj*ng lo! Bab* lo! Mony*t lo!" seenak udel, maka tentunya nggak ada yang mau berteman dengan kalian unless telinga mereka tahan-enough untuk menahan kata-kata kasarmu dan hati mereka kuat-enough untuk menganggap kata-kata kasarmu sebagai "Well, hey, it's just-a-joke."

Jadi, dirimu yang kasar ini mulai memakai topeng. Topeng yang menjadikan dirimu orang yang ramah-tamah-sopan-santun-dan-berbudi-luhur. Kamu pun menjadi memiliki banyak "teman" dan "sahabat" berkat topeng ini. Namun,bagaimanapun, nanti, pasti,
Akan ada waktu di mana 
There are times ...
         Ketika dirimu yang sesungguhnya
         When the real you ...
                     Memberontak di dalam dirimu
                     Rebel inside of you
                                   Dan mencoba naik ke permukaan
                                   And try to rise to surface.
                                    
Ya. Memakai topeng itu melelahkan. Bahkan memakai topeng yang dalam artian harfiah pun, pasti juga melelahkan. Ada waktu di mana kau ingin melepasnya, barang untuk sejenak. Sejenak untuk mengelap keringat bercucuran yang tersembunyi di balik topengmu. Sejenak untuk melepaskan rasa panas yang muncul akibat terlalu lama memakai topengmu. Sejenak untuk istirahat, dari duniamu yang palsu dan beralih kepada dirimu yang sebenarnya.
Tapi saat itu terjadi, kau harus berhati-hati. Kau harus bersembunyi untuk melepasnya agar tidak ada yang mengetahui dirimu yang sesungguhnya. Kau berlari, dan berlari. Sedang orang yang memanggil dirimu "sahabat" mulai mencari.

"Hey! Di mana kau! Tunjukkan dirimu!"
Lalu secara kebetulan dia mencium letak keberadaanmu.
"Tidak! Jangan kemari! Aku tidak ingin kau melihatku!"
Dia menjawab, "Mengapa? Aku tidak masalah dengan bagaimana dirimu. Aku adalah sahabatmu, kau ingat?"
"Tidak! Kau tidak mengerti! Kau takkan mampu menahannya?"
"Percayalah padaku! Aku sahabatmu! Kau bisa menunjukkan dirimu apa adanya padaku."
"Tapi ..."
"Aku sahabatmu, bukan? Percayalah. Kumohon. Aku tak ingin kau menanggungnya sendiri."
"Aku ... selama ini aku memakai topeng dan sekarang aku melepaskan topeng itu. Apa tak apa bagiku muncul di hadapanmu tanpa topeng itu? Aku, aku takut kau lari. Aku takut kau pergi."
"Tak ada yang perlu ditakutkan. Aku takkan pergi, takkan lari. Karena itu, keluarlah. Kau tahu, seperti kata orang, just be yourself."
Dengan langkah ragu, kau berjalan keluar dari persembunyian dengan wajah tertunduk dengan topeng di tangan kananmu. Lalu perlahan, kau mengangkat wajahmu, perlahan, hingga kau dapat melihat wajah orang yang memanggil dirimu "sahabatnya".

Kaupun dapat menatap wajahnya.
Maksudku, wajah-ketakutan-nya.

Ya, orang yang menyebutmu "sahabatnya" barusan, kemudian lari dan pergi. Meninggalkanmu dengan kata-kata seperti "percaya", "aku sahabatmu", dan yang lebih bullshit lagi, "just be yourself".

Lalu, setelah beberapa waktu berselang, orang itu kembali padamu. Ia meminta maaf dan ingin menjadi sahabatmu kembali. Namun, luka telah teriris dan irisan itu telah meninggalkan bekas. Kau sebenarnya bisa saja memaafkannya atas dirinya yang pergi namun untuk menerimanya kembali, kau lebih seperti "learn from the past". Ya, kau sudah belajar dari kejadian itu karena itu kau tidak ingin membuka topeng itu lagi, kepada orang yang memanggilmu "sahabatnya" lagi.

Lihat? Betapa quotes "Just be yourself" bisa jadi quotes mematikan dan menyakitkan instead of beautiful? Tidak, tidak. Bukan quotes-nya yang salah tetapi orang yang mengatakannya, yang mengatakannya secara seenak udel, berlandas kata sahabat atau orang terdekat, tanpa benar-benar mengerti keadaan yang sesungguhnya.

Wahai pengunjung blog yang tersesat,
Apakah dirimu salah satu dari pemakai topeng itu?
Maukah kau mendengar teoriku tentang para pemakai topeng?

Menurutku, ada dua tipe pemakai topeng di dunia ini.
Yang pertama, orang yang benar-benar lain-di-wajah-lain-di-hati.
Yang kedua, orang yang memang, lain-di-wajah-namun-menikmatinya-di-hati.

Menjadi orang yang baik, tentu tidaklah mudah. Apalagi jika dirimu yang sesungguhnya dihiasi begitu banyak kegelapan yang sangat bertentangan dengan sikap baik. Iri, dengki, benci, emosian, kasar, khianat, sensitif, matre, dll. adalah -mari kita menyebutnya- emosi gelap yang bisa saja ada pada setiap makhluk yang bernama manusia. Kadang emosi gelap itu hanya bersifat sementara dalam diri manusia -datang pada terms and conditions tertentu- namun ada juga yang memelihara-nya.
Bagi orang-orang yang sengaja ataupun tidak sengaja memelihara emosi gelap itu, tentu dia memiliki trouble terhadap dunia sosialisasinya karena tidak semua orang dapat menerimanya. Lalu dia memakai topeng, dan kebanyakan, mereka merutuki diri mereka sendiri karena mereka memakai topeng. Mereka merasa diri mereka dipenuhi kepalsuan.

Oke. By the way, maksudku yang sengaja-atau-tidak-memelihara itu misalkan seperti ini.
- Kau terlahir di keluarga yang ayah dan ibumu suka bertengkar. Setiap hari kata-kata kasar adalah sarapan, makan siang, dan makan malam telingamu. Lama-lama, kau pun menjadi orang yang kasar. Ini dinamakan tidak sengaja.
- Kau berkata kasar dan menurutmu itu menyenangkan dan sesuai dengan dirimu. Lalu kau membiasakan diri berkata kasar hingga menjadi orang kasar. Ini dinamakan sengaja.

Kembali ke pertanyaan pertamaku;
"Is it wrong to wear mask?"

Menurutku tidak ada salahnya memakai topeng, jika kau adalah pemakai topeng tipe kedua,
orang yang memang, lain-di-wajah-namun-menikmatinya-di-hati. Biar kujelaskan sedikit tentang tipe ini. Pemakai topeng tipe kedua adalah orang yang memiliki kegelapan di dalam dirinya dan menyembunyikannya lewat topeng. Saat dia memakai topeng, ia memiliki banyak teman dan sahabat, ia merasakan kebahagiaan, ia tertawa, ia tersenyum. Hai-para-pemakai-topeng-tipe-kedua, pikirkan lagi! Berpikirlah seperti ini;
Kebahagiaan yang kau rasakan itu nyata! Senyum yang terukir di bibirmu juga nyata!
Jika kebahagiaan yang kau rasakan selama kau memakai topeng menjadi memori yang dapat kau kenang diingatanmu, maka itu NYATA! BUKAN PALSU!
Karena itu, jangan merutuki dirimu sebagai orang yang dipenuhi kepalsuan. Jika kau memang menikmati kebahagiaan itu, menikmati waktu bersama orang-orang itu, tidak ingin melepaskan mereka, maka itu adalah sesuatu yang NYATA. Jadi, tak apa memakai topeng. Topeng itu takkan membunuhmu. Jangan sebut dirimu palsu, sebut dirimu beradaptasi. Karena ini adalah kenyataan yang semua manusia harus terima; dunia tidak akan menjadi apa yang kau inginkan, tapi kita yang harus menyesuaikan diri terhadap dunia. Jika menjadi baik padahal dirimu -kau rasa- buruk kau sebut dengan memakai topeng, maka ada jutaan bahkan ribuan orang di luar sana yang sama sepertimu. Jika dunia menerima orang-orang ramah, maka jadilah orang ramah.
"Tidak bisa! Aku ini orang yang kasar!"
KALAU BEGITU KASARLAH PADA TEMPATNYA!
Manusia itu adalah hitam dan putih. Jika kau merasa kalau kau adalah orang yang buruk, sebenarnya kau hanya terlalu berkonsentrasi pada hitam yang ada pada dirimu. Cari, carilah bagian putih dalam dirimu! Lihat gambar di bawah ini.

Apa yang kau lihat?
Titik hitam?
SALAH!
Ini adalah bidang berwarna putih.
See? Kau hanya terpaku pada titik hitam padahal masih banyak bagian putih yang jauh lebih besar dibanding titik hitam itu. Jangan terpaku pada kegelapan dirimu! Kau juga memiliki warna putih yang selama ini, hanya kau abaikan!
Carilah, dan kau akan mengerti, bahwa selama ini kau tidak memakai topeng apa-apa.

Daaaaaaaaaaaaan ... mari kita masuk ke tipe yang pertama sekaligus tipe tersulit.
Tipe benar-benar lain-di-wajah-lain-di-hati.
Seperti tipe kedua, tipe pertama juga menyembunyikan kegelapan dirinya melalui topeng. Bedanya, pada setiap momen-yang-terlihat-membahagiakan yang harusnya ia rasakan, ia tidak merasakan apa-apa. Ia bahkan tidak menikmati sedikitpun kebahagiaan tersebut. Lebih-lebih seperti ...
Sebenarnya apa yang mereka tertawakan? Apa yang lucu dari itu?

Para pemakai topeng tipe pertama mungkin menganggap, topeng sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Tanpa topeng, mereka akan sendirian. Meski mereka tidak mampu merasakan canda dan tawa -rasa bahagia- yang diciptakan orang-orang disekelilingnya, setidaknya mereka tidak -terlihat- sendirian. Mereka tidak ingin menjadi orang yang sendirian nan menyedihkan.

Aku yakin, para tipe pertama sadar dan tahu bahwa dunia tak bisa menjadi apa yang mereka inginkan seenaknya. Karena itu, demi beradaptasi dengan dunia, mereka memakai topeng. Namun jauh di lubuk hati mereka, mereka masih berharap bahwa suatu saat nanti akan ada orang yang mampu mengerti dan menerima mereka apa adanya. Menerima kegelapan mereka tanpa harus mereka sembunyikan.

Aku sendiri tidak yakin solusi apa yang dapat kuberikan pada postinganku ini untuk para pemakai topeng tipe pertama. Niatku dalam menulis postingan ini kutujukan kepada seluruh pemakai topeng di dunia, bahwa aku ingin mereka tidak merutuki kehidupan mereka yang memakai topeng itu. Aku tidak ingin mereka mengganggap diri mereka buruk. Aku tidak ingin mereka terus menganggap diri mereka berada dalam kepalsuan meskipun memang benar adanya. Andai aku memiliki kekuatan, aku ingin mengeluarkan semua kata "palsu" dalam pikiran mereka. Aku ingin memberikan mereka sesuatu yang nyata. Kebahagiaan yang nyata. Namun, apa yang dapat kulakukan hanyalah menuliskan pemikiranku di sini, di blog ini.

Apa aku terlalu naif ... berpikir bahwa aku mampu menyelamatkan mereka?
Pada akhirnya, semanjur apapun sebuah obat, kalau tidak diminum oleh penderitanya, ia takkan sembuh.

Ya, sebagus apapun aku mampu membuat mereka berpikir ulang tentang diri mereka melalui postingan ini, jika tidak mereka sendiri yang memutuskan, maka takkan ada gunanya.

Smile ... 'till it hurts.
Apa kau benar-benar ingin begitu?
Setiap manusia mungkin memiliki basic (misal) tidak sabaran, tapi tidak menutup kemungkinan mereka suatu saat bisa menjadi orang yang sangat-sangat sabar. Intinya, selama kau mau, kau bisa berubah! Berubah bukan berarti mengubah siapa-dirimu. Bukan berarti membuatmu palsu. Tetapi berubah membuatmu menjadi lebih baik!

There are only two path you can choose.
You can sit quietly and be selected out of this world,
or you can adapt and change!
                                                                    -Gai Tsutsugami [Guilty Crown]

Dan tujuan lain untukku menulis postingan ini adalah, hanya karena kau berteman atau bersahabat selama bertahun-tahun, bukan berarti kau telah memiliki hak untuk mengetahui sisi lain dari diri orang lain. Maksudku, seperti "Ayolah, katakan saja padaku. Kita sudah bersahabat selama 10 tahun, kan? Kau dapat mempercayaiku." Hak itu baru didapat jika kau benar-benar siap untuk melihatnya, untuk mencernanya di pikiranmu, lalu menerimanya. Sampai kau benar-benar menjadi orang yang seperti itu, orang yang takkan lari, kurasa kau tidak perlu ikut campur sisi lain kehidupan seseorang. Jika kau hanya berujung lari, kau tak tahu rasa sakit, kecewa, serta trauma apa yang akan muncul sebagai dampak memperlihatkan sisi mereka tersebut kepadamu.

Hanya karena kau biasa menjadi tempat curhat oleh teman-temanmu, bukan berarti kau orang bijak yang mampu menyelesaikan semua masalah uneg-uneg semua orang.
Terkadang, ada hal yang ingin disembunyikan oleh seseorang, bahkan dari orang terdekatnya sekalipun.
Karena itu, hargai.

Yaaaaaaaaaaaaah ... mungkin inilah penghujung long-post-ku kali ini. Untuk para pemakai topeng, sekali lagi semua yang kutulis di atas adalah teoriku, pandanganku. Mungkin di luar sana, masih ada tipe-tipe pemakai topeng lainnya, namun yang berhasil aku discover baru dua diantaranya. Itupun belum tentu tepat dengan keadaan yang kalian rasakan. Namun, tetap saja, aku harap pemikiran ini mampu membawa cahaya barang setitik di hati dan pikiran kalian. Semoga post kali ini bermanfaat untuk kita semua. Amiiiin.

Sampai jumpa di post berikutnya!

{ 2 komentar... read them below or Comment }

  1. simak artikel ini saya jadi terinspirasi, semoga bermanfaat juga buat yang lainnya. Sukses terus salam blogger

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ada yang terinspirasi :') Jangan jera tersesat di blog saya ya :D Salam blogger!

      Hapus

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.
K-On Mio Akiyama

Follow me

Nama Jepangku ~

- Copyright © 2013 Aau-chan's World -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -